Wilayah Penyaluran Diperluas, Kuota Premium Penugasan Diprediksi Jebol
Merdeka.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memprediksi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) penugasan jenis Premium akan melebihi dari kuota yang ditetapkan, sama seperti solar subsidi. Realisasi konsumsi Premium penugasan 2019 diperkirakan lebih tinggi dibanding 2018.
Sebab cakupan penyaluran premium penugasan lebih luas, yaitu di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) sehingga harus menambah pasokan premium penugasan ke 571 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Jadi 2018 ada regulasi yang dikeluarkan 28 Mei 2018 di mana pemerintah beri tugas tambahan untuk penyaluran premium di Jamali," kata Nicke,di Jakarta, Jumat (29/11).
Menurutnya, dengan bertambahnya cakupan penyaluran premium penugasan membuat konsumsi premium penugasan melebihi kuota yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019. "Inilah yang jadi dasar kenapa prognosa 2019 lebih tinggi dibanding 2018," ujarnya.
Nicke mengungkapkan, pada tahun ini kuota premium penugasan ditetapkan dalam APBN sebesar 11 juta Kilo Liter (KL), sedangkan prediksi konsumsi sampai akhir 2019 sebesar 12 juta KL. "Jadi kalau kita lihat prognosa premium di 2019 yaitu 12 juta, lebih tinggi dari kuota yang diberikan yaitu 11 juta," ujarnya.
Konsumsi Solar Subsidi
Nicke menjelaskan, konsumsi solar subsidi lebih tinggi dari kuota yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019, sehingga diperkirakan akan habis pada akhir November.
"Solar subsidi memang betul realisasi penjualan melebihi kuota, kalau dihitung akan habis akhir November," kata Nicke, di sela acara Pertamina Energy Forum, di Jakarta, Selasa (26/11).
Menurut Nicke, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah memutuskan untuk menambah kuota solar subsidi. Setelah adanya kepastian tersebut, Pertamina kembali menyalurkan solar subsidi secara normal.
Selain premium penugasan, konsumsi solar subsidi pada 2019 diperkirakan akan mencapai 16 juta KL, melebihi kuota yang ditetapkan dalam APBN sebesar 14,5 juta KL.
"Dengan demikian ini angka yang akan kami jadikan dasar penyaluran bio solar di 2019 yaitu angkanya 16 juta KL," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga juga berinovasi untuk memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaPertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca SelengkapnyaPertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaPertamina menjamin ketersediaan stok LPG di pangkalan-pangkalan resmi.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga telah menyelesaikan tugas penyaluran energi bagi masyarakat dengan maksimal sepanjang periode Satgas Nataru.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca Selengkapnya