Waspada Resesi, CEO Perusahaan di Asia Pasifik Bersiap Kurangi Jumlah Karyawan
Merdeka.com - Ancaman resesi membuat sejumlah Chief Executive Officer (CEO) perusahaan Asia Pasifik dan global tidak merekrut karyawan baru. Di tingkat lebih ekstrem, perusahaan bahkan akan mengurangi jumlah karyawan.
"Secara global dan di Asia-Pasifik, sekitar 20 persen mengatakan mereka tidak akan memperluas perekrutan dalam tiga tahun ke depan dan akan mempertahankan jumlah karyawan mereka atau menguranginya lebih jauh," demikian laporan KPMG, firma global dengan kompetensi audit, perpajakan, dan keuangan, dikutip melalui CNBC, Rabu (5/10).
Dalam survei KPMG, yang dilakukan selama periode Juli - Agustus terhadap 1.300 pemimpin perusahaan, mayoritas dari mereka bahkan menyatakan disrupsi ekonomi pada tahun-tahun depan semakin menyulitkan untuk rebound dari pandemi Covid-19.
Sementara di Asia-Pasifik, jumlah pemimpin perusahaan yang meyakini terjadinya resesi sedikit. Tetapi, mereka tidak menaruh optimis terhadap pertumbuhan ekonomi dalam tiga tahun ke depan dibandingkan dengan rekan-rekan global mereka.
Bahkan di Singapura, saat survei dilakukan, hampir 90 persen pemimpin perusahaan yang disurvei memulai untuk tidak merekrut karyawan. Langkah ini diperkirakan terjadi selama enam bulan ke depan.
"Hampir semua dari mereka mengambil atau merencanakan diversifikasi dalam rantai pasokan mereka," tulis laporan tersebut.
Namun selama tiga tahun ke depan, hampir semua pemimpin perusahaan Singapura yang disurvei mengatakan mereka akan meningkatkan jumlah karyawan hingga 10 persen.
"Hampir sepertiga CEO Singapura mengatakan prioritas operasional utama mereka selama tiga tahun ke depan adalah memperkuat proposisi nilai karyawan mereka untuk menarik dan mempertahankan talenta yang diperlukan."
Prabowo: Krisis ke Depan Lebih Parah
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto angkat suara mengenai krisis yang dihadapi dunia. Menurutnya, krisis dunia ke depan bisa lebih parah atau disebut the perfect storm.
"Kita menghadapi krisis, ramalan dari seluruh dunia krisis ke depan bisa lebih parah ya. mereka sebut the perfect storm akan datang. The perfect storm, badai akan datang. Jadi kita harus siap," kata Prabowo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/10).
Prabowo sudah mengkaji sejumlah hal untuk mengantisipasi krisis dunia ke depan. Dia memerintahkan akademisi untuk mencari sumber-sumber air maupun teknologi yang dibutuhkan.
"Kita waspada tahun depan, jadi sekarang kita melaksanakan kajian-kajian dan penyelidikan. kita cari sumber-sumber air, di mana-mana dan juga teknologi air kita sudah perintahkan kalangan Unhan untuk membuat, bekerja untuk mencari sumber-sumber air di mana-mana di seluruh provinsi, seluruh daerah menghadapi, siapa tahu perubahan iklim dunia tahun depan dan seterusnya akan kurang baik untuk kita," tuturnya.
Namun demikian, Prabowo pun bersyukur Indonesia saat ini masih memiliki sumber daya alam yang baik. Curah hujan di tanah air juga masih bagus.
"Kita harus bersyukur, kita bersyukur, Tuhan yang maha kuasa memberi kita banyak sumber-sumber alam, kita curah hujan masih bagus seperti sekarang," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Istana Jelaskan Alasan Rekrutmen ASN Besar-besaran Dibuka Jelang Pilpres 2024
Istana menjelaskan alasan pemerintah membuka rekrutmen calon aparatur sipil negara (CASN) besar-besaran pada tahun politik 2024.
Baca Selengkapnya17 Tahun Jadi Karyawan BUMN dan Pilih Resign, Pria Desa Ini Sukses Bangun Bisnis Kayu dan Ekspor ke 17 Negara
Dia memilih usaha bisnis penggergajian kayu di Majenang, Jawa Tengah bersama dengan salah satu rekannya.
Baca SelengkapnyaKaesang Ingatkan Peran Penting Relawan di Pemilu 2024
Kaesang mengundang para relawan yang belum memiliki partai untuk bergabung dengan PSI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Relawan IndonesiAnies Jelang Debat Capres: Momentum Perubahan Telah Tiba
Debat ketiga capres-cawapres akan digelar hari ini di Istora Senayan, Jakarta Pusat
Baca SelengkapnyaPecat Karyawan yang Tak Ingin Pensiun, Perusahaan Ini Malah Wajib Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar
Perusahaan di Amerika Serikat diwajibkan membayar gaji dan ganti rugi kepada mantan karyawannya.
Baca SelengkapnyaMuncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaKaesang Kalau PSI Masuk Senayan: Kader Tak Serap Aspirasi Langsung Diganti
"Kalau teman-teman dari PSI ini enggak menerima aspirasi masyarakat, mereka langsung diganti," kata Kaesang
Baca SelengkapnyaSiap-Siap, Perusahaan Telat Bayar THR Karyawan Kena Denda Segini
Batas pembayaran THR pegawai maksimal pada H-7 lebaran.
Baca SelengkapnyaLansia di Jaktim Ditangkap Karena Cabuli Tiga Bocah, Pelaku Lulusan S2 Magister Manajemen
Seorang lansia S (61) terancam dibui karena mencabuli 3 bocah di bawah umur.
Baca Selengkapnya