Merdeka.com - Saat menghadiri acara Business Executive Gathering 2013 di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta,Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawandihujani berbagai pertanyaan. Salah satunya keluhan warga Kalimantan yang harus selalu antre setiap kali membeli solar.

"Kenapa di Kalimantan panjang sekali antreannya untuk memperoleh Solar, bagaimana sistem IT bekerja,?" ujar Nova, salah seorang warga Kalimantan selatan.

Karen pun tidak bisa menjawab serta memberi solusi atas keluhan warga Kalimantan. Dia berkilah hanya menjalankan tugas dari pemerintah sebagai penyalur BBM subsidi. Jumlah BBM yang akan didistribusikan diatur oleh Komisi VI DPR dan anggaran tahun berjalan.

"BBM kami cuma distribusikan, tapi kuota itu tergantung tahun anggaran berjalan komisi VI dan anggaran berjalan," ucap Karen.

Dia menegaskan, Pertamina juga tidak bertanggung jawab atas porsi atau kuota BBM yang didistribusikan. Untuk penyaluran BBM subsidi per hari diatur oleh BPH Migas. Pertamina tidak bisa sembarangan menyalurkan BBM subsidi. Alasannya, jika kelebihan maka pemerintah tidak akan mengganti kelebihan tersebut.

"Kuota per liter per hari itu diatur BPH Migas, jadi kami hanya mendistribusikan. Volume per hari habis ya habis pak. Kalau kami distribusi lebih tidak ada persetujuan BPH Migas itu tidak akan diganti oleh negara," tegasnya.

Karen menolak jika pihaknya selalu jadi sasaran ketika terjadi kelangkaan atau antrean BBM di SPBU.

"Dipisahkan tugas kami sebagai distributor, pemerintah sebagai penentu kuota BBM subsidi," tutupnya.