Wapres: Industri Fintech RI Harus Mampu Ikuti Pesatnya Perkembangan Teknologi
Merdeka.com - Wakil Presien, Ma’ruf Amin mendorong, kementerian dan lembaga (K/L) serta berbagai pihak terkait industri teknologi finansial atau financial technology (fintech) untuk segera membangun tata kelola industri. Kemajuan fintech yang terjadi saat ini adalah momentum berharga yang harus dimanfaatkan.
"Indonesia harus segera membangun kerangka tata kelola fintech yang mampu mengikuti pesatnya perkembangan teknologi," kata Wapres Ma’ruf dikutip dari Antara, Senin (13/12).
Selain membangun tata kelola terkait industri fintech, Wapres Ma'ruf meminta seluruh pelaku kegiatan tersebut untuk memberikan jaminan terkait kepastian hukum terhadap kegiatan teknologi finansial. "Termasuk keamanan siber keuangan digital, serta meningkatkan daya saing Indonesia sebagai negara tujuan investasi digital," tambahnya.
Wapres mendukung terjadinya pengembangan fintech di Indonesia karena teknologi tersebut turut mendorong kegiatan perekonomian Indonesia, khususnya dalam bentuk uang elektronik, pinjaman daring, dan perbankan digital.
Fintech Sumbang 0,45 Persen Pertumbuhan Ekonomi
Merujuk pada penelitian Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) pada 2019, Wapres mengatakan industri fintech berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,45 persen.
"Fintech memiliki peluang besar dalam perkembangan ekonomi digital. Ekonomi digital diperkirakan tumbuh delapan kali lipat di 2030," ujarnya.
Kementerian Perdagangan memprediksi pertumbuhan ekonomi digital tersebut meningkat dari nilai sekira Rp600 triliun menjadi Rp4.500 triliun.
Oleh karena itu, dengan berbagai potensi tersebut, Wapres meminta seluruh pelaku industri dan pemangku kepentingan fintech terus memberikan kontribusi bagi perkembangan perekonomian nasional Indonesia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Resmi Ditutup, OJK Harap BFN-IFSE 2023 Tingkatkan Literasi Teknologi Keuangan Digital
Sektor fintech syariah dapat terus tumbuh dan mampu menjawab kebutuhan keuangan konsumen Muslim di Indonesia.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaKredit Macet Fintech Investree Tembus 16 Persen, OJK Beri Respons Begini
Apabila kerugian yang dialami perusahaan disebabkan risiko bisnis dari Investree itu sendiri, tentu penanganan OJK berbeda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Transaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun
Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaPesan Jokowi ke MA: Hakim Harus Peka Terhadap Rasa Keadilan Masyarakat
Jokowi mengingatkan hakim agar peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan mengikuti perkembangan teknologi.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaOJK Rilis Aturan Penyelenggaraan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Industri Beri Tanggapan Begini
Adanya ruang untuk inovasi ini dapat membuka akses ke pasar baru, dimana hal ini juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaFinnet Indonesia Target 1 Miliar Transaksi di 2024, Naik 10 Persen Dibandingkan 2023
Finnet merupakan perusahaan penyedia layanan pembayaran secara elektronik (e-payment), dengan produk unggulannya FinPay yang diluncurkan sejak 2006 silam.
Baca Selengkapnya