Virus Corona dan Ketergantungan Indonesia ke China
Merdeka.com - Virus Corona di Wuhan, China, telah membuat kekhawatiran dunia global, karena telah menyebar ke seluruh dunia termasuk Asia. Virus ini juga diprediksi akan mempengaruhi perdagangan dan jumlah wisatawan Indonesia.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah dalam waktu dekat akan menghentikan sementara impor dari China terkait beberapa produk yang berpotensi membawa virus corona. Bahkan, penerbangan dari dan ke China sudah dilarang untuk sementara.
Padahal sebagian besar bahan kebutuhan pokok berasal dari China. Bahan apa saja yang berasal dari China? Berikut ulasannya:
Impor Bawang Putih dari China
Pemerintah memastikan menghentikan impor yang berasal dari China. Akibatnya harga bawah putih mengalami kenaikan dua kali lipat.
"Sekarang bisa sampai Rp60.000 lebih mas, kalau sebelumnya cuma Rp25.000-Rp30.000 saja," terang Pedagang bawang putih di Pasar Gondangdia, Warsih, Rabu (5/1).
Padahal China adalah pengimpor bawang puting terbesar untuk Indonesia. Tercatat sepanjang tahun 2019, realisasi impor bawang putih asal China sebesar 465,34 ribu ton atau senilai USD 529,97 juta.
Sayuran
Selain bawah putih, rupanya Indonesia masih bergantung sayuran-sayuran dari China. Menurut data BPS impor sayuran yang berasal dari China sepanjang tahun 2019 sebesar 520,37 ribu ton atau senilai USD 588 juta.
Buah-buahan
Sementara itu menurut data BPS, impor buah-buahan yang berasal dari China mencapai USD 134 juta atau sekitar Rp1,8 triliun pada November 2019.
Dampak dihentikannya impor seperti buah mulai terasa, contohnya harga jeruk impor dari China di Pasar Senen, Jakarta, melonjak usai pemerintah memberlakukan penghentian impor makanan dan minuman dari China akibat virus corona. Seperti jeruk sunkist impor yang harganya naik hingga tiga kali lipat.
"Sekarang harga jeruk lagi naik. Kemarin Rp25.000 per kilogram, sekarang Rp75.000, mungkin corona itu," kata salah satu pedagang buah, Zacky kepada merdeka.com, Rabu (5/2).
Pariwisata
Dengan adanya penundaan penerbangan dari dan ke China, pasti akan berdampak para pariwisata Indonesia. Terlebih kunjungan wisatawan dari China juga menjadi yang terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan China pada Desember 2019 sebesar 11,2 persen atau sekitar 2 juta dari jumlah wisatawan keseluruhan sebesar 16 juta. Jumlah tersebut diprediksi akan menurun drastis karena adanya penutupan kunjungan oleh pemerintah China.
"12 persen dari total 16 juta itu adalah seperdelapan ya sekitar 2 juta. Jadi kalau kita lihat selama bulan tahun 2019 jumlah Wisman dari China itu sekitar 2 juta pasti nanti akan berpengaruh pada jumlah Wisman," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (3/2).
Antisipasi Pemerintah
Presiden Jokowi meminta para menteri terkait untuk menghitung dampak dari kebijakan tersebut ke ekonomi Indonesia. "Dikalkulasi secara cermat dampak dari kebijakan ini bagi perekonomian kita, baik dari sektor perdagangan investasi dan pariwisata," jelasnya.
Dia menilai, Indonesia bisa memanfaatkan dampak dari wabah virus corona, dengan menggenjot ekspor ke negara-negara lain yang juga melakukan impor dari China. Mengingat, beberapa negara juga melakukan kebijakan penghentian impor komoditas dari China.
"Saya kira di sini ada peluang untuk memanfaatkan ceruk pasar ekspor di negara-negara lain yang sebelumnya banyak mengimpor produk yang sama dari China," imbuhnya.
Menurutnya, hal ini bisa dijadikan momentum bagi industri substitusi impor dalam negeri, untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari China.
Selain itu, Indonesia juga bisa menggenjot sektor pariwisata, dengan menarik wisatawan dari negara lain untuk berlibur ke Indonesia. Khususnya, Provinsi Bali dan Sulawesi Utara yang merupakan wilayah yang banyak dikunjungi wisatawan China.
"Dalam jangka pendek, juga saya meminta dimanfaatkan peluang untuk menyasar ceruk pasar wisatawan mancanegara yang sedang mencari alternatif untuk destinasi wisata karena batal berkunjung ke China," tandasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Baca SelengkapnyaBuronan Kasus Penipuan Uang di China 11 Tahun Kabur ke Indonesia, Tinggal di Jakut hingga Punya KTP
LY ditangkap di rumahnya Perumahan Concerto, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan pada Selasa (13/2) sore.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo Akan Temui Xin Jinping di China Sore Ini, Bahas Apa?
Kemhan menyebut Menhan ke China untuk mempererat hubungan kerja sama Indonesia dan China utamanya di bidang pertahanan.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaPrabowo ke Presiden Xi Jinping: China Salah Satu Mitra Kunci Dalam Perdamaian dan Stabilitas Kawasan
Saat pertemuan dengan Presiden China, Menhan Prabowo menyampaikan salam hangat dari Presiden RI Joko Widodo dan apresiasinya atas sambutan yang hangat.
Baca SelengkapnyaMenlu China dan Mantan PM Inggris Temui Jokowi di Istana, Ini yang Dibahas
Retno mengatakan China adalah salah satu mitra dagang penting Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China
Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca Selengkapnya