Merdeka.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan menandatangani nota kesepahaman dengan Vietnam mengenai pasokan beras sebanyak 1,5 juta ton per tahun hingga 2017.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan kerja sama ini menjamin pasokan beras nasional bila Indonesia sewaktu-waktu harus mengimpor bahan pokok itu. "Kerjasama ini sifatnya tidak mengikat dan pada prinsipnya membuat Vietnam akan selalu stand by 1,5 juta ton beras per tahun buat kita, tapi saya tekankan belum ada impor dari Vietnam saat ini," ujar Gita seusai acara di Jakarta, Selasa (18/9).

Selain dengan Vietnam, kerja sama serupa telah dilakukan dengan negara produsen beras lainnya di kawasan ASEAN, seperti Kamboja, Myanmar, dan Thailand.

Apabila dibutuhkan, nota kesepahaman ini membantu Indonesia mengimpor dari negara yang menawarkan harga jual lebih murah. Kebijakan ini, menurut Gita, akan mengurangi ketergantungan pasokan beras hanya kepada satu negara.

Menteri Perdagangan Vietnam Vu Huy Hoang menyatakan selain isu beras, pada pertemuan pagi tadi pihaknya mengharapkan peningkatan kerja sama dengan Indonesia dalam sektor energi. "Kami harap Indonesia bisa meningkatkan pasokan batubara untuk energi listrik nasional kami," ujar Hoang.

Meski demikian, Gita menolak anggapan bila beras Vietnam dibarter dengan batubara dari Indonesia.

"Tidak ada barter spesifik, tapi memang batubara menjadi fokus rombongan Vietnam dan mereka juga sudah bertemu Menteri ESDM kemarin," katanya.

Saat ini total perdagangan Indonesia-Vietnam tumbuh 18 persen selama periode 2007-2011, dengan nominal tahun lalu mencapai USD 4,7 miliar.