Usai Tahu Tempe, Kini Pedagang Daging Sapi Dikabarkan Mogok Jualan Imbas Harga Tinggi
Merdeka.com - Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri membenarkan informasi terkait keputusan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) yang melakukan aksi mogok perdagangan daging sapi di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) selama tiga hari ke depan.
Menurutnya, hal itu tertuang dalam SE bernomor 08/A/DPD-APDI/I/2021 yang memuat rencana mogok jualan sejak Selasa (19/1) hingga Kamis (22/1).
"Aksi mogok berjualan ini sesuai dengan tembusan suratnya sudah dikirimkan, hasil rapat internal mereka memutuskan tidak berjualan selama tiga hari ke depan berlaku se Jadetabek," katanya saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (19/1).
Abdullah mengungkapkan, aksi mogok protes APDI ini disebabkan oleh lonjakan harga daging sapi yang terlampau tinggi dan dianggap tidak wajar. Menyusul kenaikan ini tanpa disertai adanya penyebab pasti faktor pemicunya.
"Saya perjelas jadi gini, bermula dari kemarin ada pertemuan APDI yang melihat bahwa pedagang merasa perlu untuk melakukan bentuk protes seperti mogok penjualan. Ini karena mereka merasa harganya terlalu tinggi, dan ternyata harga yang tinggi ini tidak diketahui penyebab pastinya apa," terangnya.
Daging Sapi Mahal, Pedagang Kesulitan Jual
Akibatnya, imbuh Abdullah, seluruh pedagang di wilayah Jadetabek dibuat merugi setelah kesulitan untuk menjual harga daging sapi yang melambung tinggi mencapai Rp130.000 per kilogram. Alhasil, APDI merasa pelu untuk melakukan aksi mogok penjualan sebagai bentuk protes.
"Di situasi harga daging sapi naik sampai menjadi Rp127 ribu hingga Rp130 ribu tentu membuat penjualan akan sulit yang memicu terjadinya kerugian. Maka, akhirnya terjadilah mogok selama tiga hari," ujar dia mengakhiri.
Kendati demikian, pihak APDI masih belum mau memberikan keterangan resmi terkait keputusan mogok penjualan daging sapi di Jadetabek. Beberapa kali dihubungi Merdeka.com baik melalui panggilan telepon maupun chat perwakilan asosiasi masih belum buka suara hingga berita diturunkan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca SelengkapnyaAnies menilai sejumlah komoditas bahan pokok memang meningkatkan. Dampaknya, pendapatan atau omzet pedagang turun.
Baca SelengkapnyaDalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaDaging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaPedagang Pasar Senen mengaku merasa bingung untuk harga daging kerap melonjak setiap bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaMakanan yang Ia beli juga dibaikan ke orang-orang sekitar secara gratis.
Baca SelengkapnyaPDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaYogyakarta menjadi provinsi dengan tingkat hidup paling tinggi. Dibuktinya dengan banyaknya lansia yang masih hidup bahagia di provinsi ini.
Baca Selengkapnya