Merdeka.com - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi (investment grade) pada 23 Mei 2016. Fitch memberikan afirmasi Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB-/stable outlook.

Seperti dikutip dari situs Setkab, beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah beban utang pemerintah yang rendah, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik, dan risiko sektor perbankan yang rendah.

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodojonegoro mengaku senang dengan penetapan Indonesia sebagai negara layak investasi oleh lembaga pemeringkat Internasional Fitch Rating.

"Asal lebih baik, kami senang," ujar Bambang di Hotel Grand Hyatt, Jakarta.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno bahkan sesumbar bahwa Indonesia bisa mengantongi predikat investment grade dari semua lembaga pemeringkat pada Juli mendatang. Saat ini hanya Standard & Poor's yang belum mengganjar Indonesia dengan predikat laik investasi. Indonesia kehilangan predikat laik investasi dari S&P pada 2013 lalu.

"Di pertengahan bulan Juni S&P bisa meningkatkan peringkatnya menjadi investment grade," ujar Menteri Rini.

Lalu apa sebetulnya keuntungan Indonesia dengan mengantongi predikat ini? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.

Tarik investasi

Dewan Perwakilan Rakyat menilai predikat layak investasi menjadikan Indonesia semakin menarik untuk investor asing. Sebab, risiko investasi di Indonesia dianggap sudah berkurang.

"Mudah-mudahan ini akan menjadi referensi buat investor asing untuk menanamkan modalnya di tanah air," kata Ketua Komisi XI DPR-RI Ahmadi Noor Supit, Jakarta.

Utang untuk pembangunan

Ketua Komisi XI DPR-RI Ahmadi Noor Supit mengatakan status itu membuat ongkos pemerintah menerbitkan surat utang menjadi enteng. Adapun dana hasil penerbitan surat utang bisa digunakan untuk memercepat pembangunan infrastruktur, membuka lapangan kerja, dan menggenjot perekonomian.

"Ini bukan soal utang tapi uangnya bisa buat rakyat sejahtera, seperti pembangunan infrastruktur atau kegiatan yang menampung untuk tenaga kerja," katanya.

"Investasi untuk sektor riil akan membuka banyak lapangan kerja. Karena obligasi pasti akan berpengaruh pada sektor riil."

BUMN pede keluarkan obligasi

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan dengan adanya peringkat ini, maka perbankan maupun korporasi BUMN diharapkan bisa memanfaatkan hal ini untuk menerbitkan surat utang (obligasi) di pasar keuangan. Sehingga, keuangan BUMN bisa lebih mandiri dan tidak bergantung pada perbankan.

"Ini juga dorongan untuk kami di Kementerian BUMN bagaimana kalau investment grade bisa dicapai dari 3 pemeringkat dunia, BUMN bisa manfaatkan ini," kata Rini di gedung Bank Indonesia, Jakarta.

Pengelolaan ekonomi Indonesia diakui dunia

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menyatakan, keputusan Fitch untuk mempertahankan posisi Indonesia pada Investment Grade menegaskan kemampuan ekonomi Indonesia untuk tumbuh solid ditopang oleh kemampuan adaptasi yang tinggi dalam menghadapi tantangan domestik maupun global.

"Hal ini menunjukkan Indonesia melakukan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas sekaligus mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan struktur yang lebih sehat," kata Agus.

Gubernur BI itu juga menekankan, bahwa Pemerintah Indonesia juga terus menunjukkan komitmennya untuk melakukan reformasi struktural melalui penerbitan Paket Kebijakan Ekonomi IXII antara lain guna memperbaiki iklim investasi, seperti izin investasi 3 jam yang merupakan bagian dari Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).