Turunkan Jumlah Perokok, Pemerintah Diminta Keluarkan Regulasi Tembakau Alternatif
Merdeka.com - Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Satria Aji Imawan menilai, butuh regulasi yang transparan dan akuntabel, terkait produk tembakau alternatif demi menurunkan jumlah perokok Indonesia yang tinggi.
Menurutnya, regulasi ini diperlukan guna membedakan pengaturannya dengan produk tembakau konvensional, atau rokok. Dalam proses perumusannya, diperlukan riset sebagai dasar pembuatan regulasi.
"Riset ini idealnya dibuat oleh lembaga kredibel yang dipercaya masyarakat, mengingat pentingnya regulasi produk tembakau alternatif. Transparansi dan akuntabilitas bersifat krusial dalam perumusan riset sebagai basis regulasi," kata Satria di Jakarta, dikutip Antara, Senin (20/6).
Selain memenuhi kedua elemen tersebut, sebuah regulasi juga harus melibatkan publik dalam proses pembuatannya. Selain itu, naskah akademik juga dapat dipresentasikan dalam format infografis agar masyarakat mudah memahaminya.
"Jadi sebelum didebatkan begitu, publik harus menerima jaring pendapat dari perumus kebijakan yang terlibat dalam pembuatan regulasi ini," tambahnya.
Dia menjelaskan, kehadiran regulasi ini juga harus diimbangi dengan kampanye bersifat persuasif yang disebarkan seluas-luasnya. Misalnya, kampanye mengenai bahaya merokok yang bisa dimanfaatkan agar perokok dewasa dapat beralih dari rokok secara perlahan. Sebab, selain menjadi kebutuhan bagi para konsumen, rokok sudah menjadi bagian dari budaya dan gaya hidup di kalangan sejumlah masyarakat.
Langkah-langkah tersebut harus dikawal pula dengan survei berkala demi mencapai tujuan menurunkan prevalensi perokok di Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat, prevalensi perokok di Indonesia mencapai 28,96 persen pada 2021.
Menurutnya, langkah-langkah persuasif melalui diseminasi informasi yang benar dan sesuai fakta sebenarnya sudah cukup berhasil di kota-kota besar, perubahan gaya hidup sudah mulai terlihat dengan adanya peralihan konsumsi rokok ke produk tembakau alternatif di kalangan perokok dewasa.
Ahli Bedah Onkologi dari Spanyol Fernando Fernandez Bueno menyebutkan, saat ini semakin banyak pakar kesehatan masyarakat yang mendukung pemanfaatan produk tembakau alternatif di kalangan perokok dewasa, demi mengurangi risiko akibat merokok.
Namun, mereka juga khawatir lantaran banyaknya negara-negara yang mengabaikan bukti-bukti ilmiah yang terus bertambah terkait produk tembakau alternatif dan potensinya sebagai alternatif yang memang lebih rendah risiko.
"Oleh karena itu, kita harus terus menyampaikan dan meyakinkan masyarakat, termasuk para pembuat kebijakan bahwa dalam jangka panjang, produk tembakau alternatif mampu membantu mengurangi risiko akibat tembakau," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aturan Produk Tembakau Diperketat, Begini Dampak dan Perkiraan Kerugian Ekonomi Ditanggung Negara
Penerapan pasal tembakau pada RPP Kesehatan akan menyebabkan penurunan penerimaan perpajakan hingga Rp52,08 triliun.
Baca SelengkapnyaGorengan Selalu Menggoda untuk Buka Puasa, Akankah Memicu Asam Lambung?
Sebagai alternatif makanan yang diminati di Indonesia, gorengan sering dijadikan pilihan untuk takjil saat berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaSaran untuk Pemerintah Tengah Susun Aturan Turunan UU Kesehatan, Terutama Soal Produk Tembakau
Pemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aturan Pengetatan Produk Tembakau Bisa Buat Negara Rugi, Benarkah?
Pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan akibat konsumsi rokok secara langsung dan tidak langsung sebesar sebesar Rp34,1 triliun.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Tarik Pajak Rokok Elektrik Mulai 1 Januari 2024, Ini Aturan Resminya
Tujuan diterbitkannya PMK tersebut yaitu sebagai upaya mengendalikan konsumsi rokok oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Bea Cukai 2023 Tak Capai Target Gara-Gara Cukai Rokok Naik 10 Persen
"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaPastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH
Petugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca Selengkapnya