Trik Investor Super Kaya saat Harga Saham Dunia Anjlok Dihantam Covid-19
Merdeka.com - Investor kaya atau miliuner punya pandangan berbeda saat melihat harga saham jatuh akibat pandemi virus corona alias covid-19. Investor miliuner melihat peluang meraup keuntungan saat pasar saham fluktuasi atau mengalami kejatuhan.
Seperti diketahui, pasar saham dunia bergejolak imbas Corona dalam beberapa waktu terakhir, utamanya akhir maret hingga April.
Menurut survei perusahaan riset kekayaan Spectrem Group, melansir dari laman CNBC, investor yang memiliki setidaknya USD 15 juta aset yang dapat diinvestasikan, empat atau lima kali lebih mungkin membeli dan menjual saham.
Sebanyak 37 persen investor kaya memutuskan membeli saham saat pasar saham masuk periode terendah, dalam 3 pekan di Maret. Ini termasuk saat pasar anjlok parah pada 23 Maret 2020. Sementara hampir setengah atau sekitar 48 persen memutuskan menjual saham selama periode yang sama.
Sebagai perbandingan, hanya 7 persen dari investor yang masuk kategori kurang kaya, mereka yang hanya memiliki aset yang dapat diinvestasikan sebesar USD 100 ribu hingga USD 500 ribu memutuskan untuk membeli saham selama periode tersebut. Kemudian hanya 9 persen yang menjual saham, sementara 80 persen tidak melakukan aksi apapun.
Pelajaran Investasi saat Krisis
Dalam perdagangan pasar, aksi pembelian oleh orang kaya menjadi salah satu pelajaran investasi terbesar dari krisis 2009.
Saat banyak investor individu menjual saham pada 2008 dan awal 2009, karena tidak bisa lagi menanggung kerugian, investor terkaya justru melakukan perdagangan lebih aktif. Mereka terus membeli hingga pertengahan 2009 saat ada stimulus moneter dan fiskal.
Akibatnya, investor kaya yang mempertahankan atau meningkatkan eksposur investasi pada saham mampu memulihkan kekayaan mereka jauh lebih cepat dari pada yang memutuskan meninggalkan pasar.
"Mirip dengan tindakan investasi yang diambil selama krisis ekonomi, investor terkaya melihat volatilitas pasar saat ini sebagai peluang untuk mengambil keuntungan dari tingkat pasar yang lebih rendah untuk membeli ekuitas," kata Presiden Spectrem, George Walper.
Reporter: Pipit Ika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Komoditas Anjlok, Ekspor 2023 Diperkirakan Tak Setinggi Tahun Lalu
Tren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaAda 123 Emiten Antre Melantai di BEI, Siap Serok Dana Rp59,68 Triliun
Inarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ingin Cepat Kaya? Ini Pilihan Investasi Jangka Pendek Potensi Banyak Cuan
Selain berisiko rendah, investasi jangan pendek juga dapat menghasilkan untung dalam waktu yang singkat.
Baca SelengkapnyaLuhut Semprot Tom Lembong soal Harga Nikel Dunia Anjlok Akibat Hilirisasi: Jangan Beri Data Bohong ke Capres Anda
Luhut meminta Tom Lembong untuk mempelajari naik turunnya harga komoditas dunia dalam rentang 10 tahun.
Baca SelengkapnyaPenjualan Mobil Anjlok 8 Bulan Berturut-turut, Sri Mulyani Ungkap Kondisi Sebenarnya
Sri Mulyani memastikan indeks kepercayaan konsumen (IKK) per Februari 2024 masih relatif stabil yakni di level 123,1.
Baca SelengkapnyaTambah Lagi Perusahaan Melantai di Bursa Saham, FOLK Raup Dana Segar Rp57 Miliar dari IPO
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaInvestasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaKEK Sanur Dapat Suntikan Investasi Rp10,3 Triliun, Berpotensi Serap 43 Ribu Pekerja
Investasi tersebut berasal dari berbagai pihak mulai dari perusahaan BUMN, swasta hingga investor asing.
Baca Selengkapnya