Tingkat Hunian Kamar Hotel Naik 8,74 Persen di Juni 2019
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Juni 2019 mencapai rata-rata 52,27 persen. Angka ini naik 8,74 poin dibandingkan bulan sebelumnya Mei 2019 yang tercatat sebesar 43,53 persen.
Sedangkan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Juni 2018, juga tercatat naik sebesar 0,23 poin atau sebesar 52,04 persen.
"Tingkat hunian hotel naik d8,74 poin dibandingkan bulan sebelumnya, atau rata-rata mencapai 52,27 persen di Juli 2019," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Kamis (1/8).
Suhariyanto menyebut kenaikan TPK hotel klasifikasi bintang pada Juni 2019 tertinggi terjadi di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 64,31 persen, diikuti oleh Provinsi Sulawesi Utara sebesar 60,48 persen, dan Provinsi Bali yaitu sebesar 60,37 persen.
"Sedangkan TPK terendah tercatat di Provinsi Maluku yaitu sebesar 30,19 poin," imbuhnya.
Di samping itu, Suhariyanto menambahkan, untuk rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang di Indonesia mencapai 1,77 hari selama Juni 2019. Angka ini terjadi penurunan sebesar 0,08 poin jika dibanding rata-rata lama menginap pada Mei 2018 lalu.
Begitu pula, jika dibandingkan dengan Mei 2019 rata-rata lama menginap pada Juli 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,16 poin. "Secara umum, rata-rata lama menginap tamu asing Juni 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu Indonesia, yaitu masing-masing 2,71 hari dan 1,64 hari," katanya.
Adapun kata Suhariyanto, jika dirinci menurut provinsi, rata-rata lama menginap tamu yang terlama pada Juni 2019 tercatat di Provinsi Bali, yaitu 2,69 hari. Kemudian diikuti Provinsi Sulawesi Utara 2,40 hari dan Provinsi Maluku sebesar 2,26 hari.
"Sedangkan rata-rata lama menginap tamu yang terpendek terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,24 hari," pungkasnya.
Sementara, untuk tamu asing rata-rata lama mengingap paling lama tercatat di Provinsi Maluku Utara, yaitu sebesar 5,64 hari. Sedangkan terpendek terjadi di Provinsi Maluku Utara yaitu 1,29 hari. Sedangkan rata-rata lama menginap terlama untuk tamu Indonesia tercatat di Provinsi Bali yaitu 2,29 hari, sedangkan terpendek terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,24 hari.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Tinjau Progres Pembangunan Hotel Nusantara di IKN, Targetkan Selesai Agustus 2024
Jokowi menambahkan, menggeliatnya pembangunan sejumlah proyek di IKN menunjukkan semakin bertambahnya minat investor untuk berinvestasi di sana.
Baca SelengkapnyaHotel Terbengkalai di Pandeglang Ini Punya Pemandangan Laut Indah, Ditinggalkan saat Krisis Ekonomi 1998
Bangunan ini punya desain moderen dan hadirkan pemandangan langsung menuju laut
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hotel di Bali Nyaris Penuh Saat Libur Natal, Okupansi Tahun Baru Diprediksi Tembus 100%
Diprediksi, persentase ini akan terus meningkat jelang tahun baru 2024 nanti.
Baca SelengkapnyaTernyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaHUT ke-79 RI Digelar di IKN, Jokowi Targetkan 2 Hotel Rampung Dibangun
Jokowi targetkan dua hotel rampung sebelum perayaan hari kemerdekaan
Baca SelengkapnyaPresiden Tinjau Langsung Pembangunan Hotel Nusantara, Optimis Siap Beroperasi Agustus 2024
Tingginya minat investasi jadi bukti nyata IKN mendapatkan atensi pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaPrabowo Beri Sinyal Bakal Larang Perusahaan BUMN Jalankan Bisnis Hotel
Prabowo menilai, dukungan terhadap keberlangsungan bisnis sektor swasta akan mendorong aliran modal masuk ke Indonesia lebih tinggi lagi.
Baca Selengkapnya