Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tiga pertimbangan Menteri Jonan, Indonesia bekukan keanggotaan OPEC

Tiga pertimbangan Menteri Jonan, Indonesia bekukan keanggotaan OPEC Sertijab Menteri ESDM. ©2016 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Indonesia resmi membekukan sementara keanggotannya dari organisasi negara-negara pengekspor minyak atau OPEC‎ . Langkah tersebut menuai banyak spekulasi di beberapa kalangan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengatakan, langkah tersebut dipilih olehnya karena mempertimbangkan beberapa hal. Salah satu pertimbangannya adalah potensi berkurangnya pendapatan untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Mantan Menteri Perhubungan ini menjelaskan, pemerintah tidak ingin menghilangkan pendapatan sebesar Rp 10 triliun yang diperoleh melalui produksi minyak.

"Jadi gini, kan keputusan OPEC adalah memotong produksi harian sebanyak 1,2 juta barel per hari (bph). Indonesia sebagai anggota OPEC diminta memotong 37.000, kira-kira kalau uangnya mungkin USD 2 juta sehari, besar sih kira-kira Rp 10 triliun setahun. Ini akan berdampak kepada APBN kita, kita sebagai negara yang masih membutuhkan pendapatan dari minyak yang besar ini kan serius kalau sampai kehilangan Rp 10 triliun," ujarnya di Kintamani, Bangli, Bali, kemarin.

"Jadi (dengan pertimbangan itu) kita putuskan sekarang untuk non aktif dulu aja deh, tidak ikut memotong produksi," sambungnya.

Menteri Jonan menambahkan kenaikan harga minyak dunia juga berdampak positif pada Indonesia. Di mana devisa ekspor dari perdagangan minyak akan semakin bertambah. "Toh kalau terjadi pemotongan ini harga minyak juga naik, kalau harga minyak naik kita tak jadi potong juga. Jadi kita menikmati kenaikan itu," kata dia.

Pertimbangan terakhir, pihaknya tidak ingin status Indonesia sebagai nett importir semakin terbebani dengan pemotongan produksi minyak. Sebab, pengurangan produksi minyak di Tanah Air akan menambah kuota impor minyak. Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan pemerintah akan melonjak untuk membayar impor minyak tambahan.

"Kita ini kan sekarang kalau minyak ya, bukan gas, kita ini nett importer. Kalau kita ikut potong, harganya makin naik biayanya makin besar," tuturnya.

Perihal kapan Indonesia akan kembali kepangkuan OPEC, mantan bos PT KAI ini masih belum mengetahuinya. Pihaknya masih harus melakukan beberapa pembicaraan terlebih dahulu dengan Presiden Joko Widodo. "Belum tahu. Saya konsultasi dulu dengan Presiden," pungkasnya.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Apa Pengertian APEC Itu? Ketahui Pula Tujuan & Peranannya Bagi Indonesia Beserta Kawasan

Apa Pengertian APEC Itu? Ketahui Pula Tujuan & Peranannya Bagi Indonesia Beserta Kawasan

Berikut pengertian APEC lengkap dengan tujuan dan peranannya bagi Indonesia beserta kawasan.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Kemitraan ASEAN–Jepang Harus Jadi Solusi Jaga Stabilitas dan Perdamaian

Jokowi: Kemitraan ASEAN–Jepang Harus Jadi Solusi Jaga Stabilitas dan Perdamaian

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam agenda 2 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia

Menaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia

Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.

Baca Selengkapnya
Jokowi akan Pertimbangkan Kembali Rencana Naikkan PPN 12 Persen

Jokowi akan Pertimbangkan Kembali Rencana Naikkan PPN 12 Persen

Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen pada 2025 mendatang.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan

Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan

Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.

Baca Selengkapnya
Jokowi untuk AO dan Nasabah PNM: Saya Sangat Menghargai Kerja Keras Semuanya

Jokowi untuk AO dan Nasabah PNM: Saya Sangat Menghargai Kerja Keras Semuanya

Pertumbuhan nasabah PNM yang begitu pesat hingga kini berada di angka 15,2 juta nasabah.

Baca Selengkapnya
Di Forum CERAWeek, Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda Untuk Penuhi Energi Nasional

Di Forum CERAWeek, Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda Untuk Penuhi Energi Nasional

Nicke menguraikan alokasi belanja Perusahaan untuk menjawab strategi pertumbuhan ganda tersebut.

Baca Selengkapnya