Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tiga Pekerjaan Baru yang Hadir Selama Pandemi

Tiga Pekerjaan Baru yang Hadir Selama Pandemi Ilustrasi mencari kerja. ©2018 Jobstreet.com

Merdeka.com - Dunia yang dilanda pandemi saat ini telah membuat masyarakat di seluruh negara beradaptasi dengan keadaan yang ada, termasuk di dalam dunia kerja. Hal ini dibuktikan melalui tumbuhnya jenis pekerjaan baru sebagai alternatif untuk menggantikan pekerjaan yang sebelumnya.

Beberapa peran baru dalam pekerjaan tersebut mungkin bisa hilang sewaktu-waktu. Namun, perubahan peran ini dapat membuka jalan dalam budaya kerja baru.

Dilansir CNBC, perusahaan Konsultan Global McKinsey & Company menyusun laporan tenaga kerja pasca-pandemi baru, di mana mereka mensurvei 800 eksekutif bisnis secara global tentang bagaimana rencana mereka terkait penambahan perekrutan selepas pandemi.

Meskipun responden tersebar di berbagai industri dan sembilan negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, China, India, dan Inggris, prioritas negara-negara tersebut masih sama, yaitu kesehatan dan keselamatan, teknologi, dan kegesitan bekerja.

Teknologi

4 Dari 5 perekrut kerja memaparkan bahwa mereka berencana untuk mempekerjakan lebih banyak peran kesehatan dan keselamatan dalam beberapa bulan mendatang karena wabah tersebut. Posisi teratas dalam yang termasuk monitor jarak atau sanitasi di tempat (73 persen) dan operator kesehatan serta keselamatan tenaga kerja (48 persen).

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa di bawah pandemi semakin banyak peran tersebut yang diotomatisasi atau dilakukan oleh robot.

Sementara itu, lebih dari dua pertiga (68 persen) responden mengatakan bahwa mereka mengharapkan untuk mempekerjakan lebih banyak profesional dalam bidang teknologi dan otomasi. Adapun, bidang keahlian yang yang paling dicari di dalamnya termasuk otomasi dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (35 persen), digital customer experience (26 persen), internet of things (24 persen), dan cloud (19 persen).

Kenaikan ini mencerminkan digitalisasi bisnis yang cepat selama beberapa bulan terakhir. Laporan tersebut menyatakan bahwa 85 persen perusahaan mempercepat digitalisasi mereka dan 67 persen meningkatkan otomatisasi dan kecerdasan buatan karena krisis.

Di tempat lain, hampir setengah (45 persen) eksekutif mengatakan mereka mereka mengantisipasi peningkatkan perekrutan untuk pembelajaran digital (digital learning) dan cara kerja yang gesit. Di sini, peran yang berkembang termasuk dengan bidang pekerjaan tangkas (32 persen), pembelajaran dan pelatihan digital (14 persen), serta perekrutan sumber daya manusia lewat jarak jauh (13 persen).

Meningkatnya Freelancer

Karena pandemi, lanskap pekerjaan bergeser dan membuka jalan bagi pekerja lepas. Menurut laporan tersebut, pekerja lepas mengalami lonjakan permintaan untuk pekerja kontrak atau lepas.

Selain itu, sebagai akibat dari pandemi, tujuh dari sepuluh (70 persen) eksekutif mengatakan mereka berharap untuk mempekerjakan lebih banyak kontraktor dan pekerja sementara di lokasi dalam dua tahun ke depan.

Adanya permintaan tersebut terutama muncul di sektor perhotelan dan perawatan kesehatan yang terpukul paling parah karena ketidakpastian pandemi. Sehingga, para pengusaha enggan mempekerjakan karyawan jangka panjang.

Pekerjaan Jarak Jauh

Tidak mungkinnya bekerja langsung di kantor membuat beberapa perusahaan menerapkan kebijakan WFH (bekerja dari rumah). Alhasil, penerapan bekerja jarak jauh ini mengubah pandangan para eksekutif/bos besar di perusahaan.

Secara global, 15 persen eksekutif menyatakan bahwa sepersepuluh dari tenaga kerja mereka awalnya memang bekerja jarak jauh selama kurang lebih dua hari dalam seminggu, di mana hal ini meningkat 2 kali lipat sejak pandemi.

Dilansir dari CNBC Make-It, pekerjaan pekerjaan jarak jauh lebih mungkin dilakukan untuk beberapa sektor, meski tidak semua sektornya. Sebagian besar perusahaan di sektor teknologi, keuangan dan asuransi. Salah satu contohnya adalah Twitter dan Morgan Stanley, yang telah mengadopsi pekerjaan jarak jauh atau model hybrid jangka panjang.

Laporan tersebut menemukan bahwa lebih dari 60 persen pekerja di ekonomi Amerika Serikat tidak dapat bekerja dari jarak jauh. Mengutip dari kutipan CNBC Make-It terhadap laporan tersebut, di negara yang kurang berkembang secara ekonomi, pekerja lebih sulit melakukan pekerjaan jarak jauh.

Namun, ada catatan optimis, mengatakan bahwa perubahan tambahan seperti itu dapat mengantarkan pergeseran yang lebih besar dalam angkatan kerja di masa depan.

"Inovasi secara historis telah mendorong perubahan yang bermanfaat bagi pekerja dan umat manusia pada umumnya, dan tren tempat kerja baru menjanjikan produktivitas yang lebih besar yang akan mendorong kesejahteraan yang lebih luas," tulis laporan tersebut.

Reporter Magang: Theniarti Ailin

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Studi: Tren Jadi Pekerja Lepas Makin Diminati Masyarakat, Ini Alasannya

Studi: Tren Jadi Pekerja Lepas Makin Diminati Masyarakat, Ini Alasannya

Studi terkini menunjukkan orang lebih menyukai menjadi pekerja lepas ketimbang sebagai pekerja formal.

Baca Selengkapnya
Contoh Kerja Bakti di Lingkungan Masyarakat, Lengkap Beserta Penjelasannya

Contoh Kerja Bakti di Lingkungan Masyarakat, Lengkap Beserta Penjelasannya

Kerja bakti memiliki peran penting dalam membangun dan memelihara kebersamaan serta kesejahteraan di lingkungan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Hampir 40 Persen Pekerjaan di Dunia Bakal Digantikan AI

Hampir 40 Persen Pekerjaan di Dunia Bakal Digantikan AI

Kemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat

Pasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat

Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.

Baca Selengkapnya
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.

Baca Selengkapnya
10 Jenis Kejahatan Siber yang Penting Diwaspadai, Baca Selengkapnya

10 Jenis Kejahatan Siber yang Penting Diwaspadai, Baca Selengkapnya

Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.

Baca Selengkapnya
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.

Baca Selengkapnya
Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata

Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata

Krisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.

Baca Selengkapnya
Kunjungan Kerja ke Inggris, Gibran Bakal Bawa Pulang 'Oleh-Oleh' Ini

Kunjungan Kerja ke Inggris, Gibran Bakal Bawa Pulang 'Oleh-Oleh' Ini

Duta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya terus mendorong optimalisasi peran diaspora Indonesia dalam membangun ekonomi berbasisinovasi.

Baca Selengkapnya