Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

The Fed Pertahankan Suku Bunga Dekati Nol di Tengah Naiknya Kasus Corona di AS

The Fed Pertahankan Suku Bunga Dekati Nol di Tengah Naiknya Kasus Corona di AS the fed. ©2018 PYMNTS.com

Merdeka.com - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve AS pada Rabu (29/7) mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada level rekor terendah mendekati nol, di tengah naiknya kasus covid-19 di negeri Paman Sam tersebut. Bank sentral memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada 0-0,25 persen.

The Fed mengatakan, dipertahankannya suku bunga ini menyusul penurunan tajam, aktivitas ekonomi dan lapangan kerja telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir tetapi masih jauh di bawah level mereka pada awal tahun.

"Jalur ekonomi akan sangat tergantung pada perkembangan virus. Krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan sangat membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi dalam waktu dekat, dan menimbulkan risiko yang cukup besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," kata The Fed, dikutip Antara, Kamis (30/7).

"Komite memperkirakan untuk mempertahankan kisaran target ini sampai yakin bahwa ekonomi telah melewati peristiwa-peristiwa buruk baru-baru ini dan berada di jalur untuk mencapai target lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga," kata The Fed, mengacu pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan kebijakan Fed.

The Fed memangkas suku bunga mendekati nol di dua pertemuan yang tidak dijadwalkan pada Maret dan mulai membeli sejumlah besar surat utang pemerintah AS serta sekuritas yang didukung agen hipotek untuk memperbaiki pasar keuangan. Bank sentral juga meluncurkan program pinjaman baru untuk menyediakan hingga 2,3 triliun dolar AS guna mendukung ekonomi dalam menanggapi wabah virus corona.

Perubahan penting sejak pertemuan terakhir The Fed pada awal Juni adalah bahwa tingkat infeksi virus corona telah meningkat di banyak negara bagian AS dan setidaknya 22 negara bagian telah menghentikan atau sebagian membalikkan upaya mereka untuk membuka kembali ekonomi.

"Kami telah memasuki fase baru dalam penanggulangan virus yang sangat penting untuk melindungi kesehatan dan ekonomi kami," kata Ketua Fed Jerome Powell pada Rabu sore (29/7) di konferensi pers virtual.

"Jalan ke depan untuk ekonomi sangat tidak pasti dan akan tergantung pada keberhasilan kami dalam mengendalikan virus. Memang kami telah melihat beberapa tanda dalam beberapa pekan terakhir dalam langkah-langkah baru untuk mengendalikannya yang mulai membebani aktivitas ekonomi," kata Powell, mencatat pemulihan ekonomi penuh AS tidak mungkin sampai orang yakin bahwa itu aman untuk terlibat kembali dalam berbagai kegiatan.

Pertemuan Fed juga berlangsung ketika tunjangan pengangguran federal yang diperpanjang yang diandalkan oleh jutaan orang Amerika akan berakhir pada akhir bulan ini, dan anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat belum menyelesaikan perbedaan mereka mengenai ukuran dan cakupan RUU bantuan COVID-19 berikutnya.

"Ini menunjukkan kepada saya bahwa kedua belah pihak, mereka berselisih tentang berbagai ketentuan, tetapi tetap percaya ada kebutuhan untuk beberapa dukungan fiskal tambahan," kata Powell kepada wartawan.

Mark Zandi, kepala ekonom Moody's Analytics, baru-baru ini memperingatkan bahwa ekonomi AS berada pada risiko serius untuk tergelincir kembali ke resesi double-dip, di mana ekonomi jatuh ke penurunan lain, kecuali Kongres dan pemerintah Trump datang dengan paket penyelamatan fiskal lain sebelum Kongres melanjutkan reses Agustus.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Suku Bunga Acuan The Fed Diprediksi Tak Jadi Turun Karena Ini
Suku Bunga Acuan The Fed Diprediksi Tak Jadi Turun Karena Ini

The Fed diperkirakan tak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang menjadi harapan banyak pihak.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Kenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.

Baca Selengkapnya
Kenaikan Suku Bunga BI Bak Minum Paracetamol, Begini Penjelasannya
Kenaikan Suku Bunga BI Bak Minum Paracetamol, Begini Penjelasannya

Menaikkan suku bunga tinggi pun tidak cukup membantu pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya