Merdeka.com - Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong penerapan industri hijau di dalam negeri. Implementasi ekonomi hijau berpeluang menciptakan 1,8 juta lapangan pekerjaan di Indonesia pada tahun 2030. Peluang ini merujuk kalkulasi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Staf Ahli Menteri bidang Iklim Usaha dan Investasi Kemenperin, Andi Rizaldi mengatakan, penerapan industri hijau secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian nasional. Salah satu dampaknya, yakni adanya penurunan biaya produksi dan peningkatan produksi per satuan waktu yang akhirnya akan membuat harga lebih mampu bersaing di pasar.
Menurut Andi, kemampuan produk untuk bersaing akan meningkatkan total penjualan dan peluang green job, sehingga mampu berkontribusi pada pendapatan negara melalui peningkatan pajak dan devisa. Sejauh ini, beberapa industri membuktikan upaya hijau telah memberikan manfaat dan keuntungan. Termasuk investasi dalam bentuk pengadaan dan perekayasaan teknologi mampu meningkatkan efisiensi proses produksi.
"Manfaat dan keuntungan lain yang diperoleh perusahaan adalah meningkatnya reputasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen maupun pasar, yang saat ini semakin peduli tentang lingkungan. Sehingga perusahaaan kedepan bisa menjaga peluang daya saing serta menciptakan kondisi yang aman bagi karyawan," papar Andi dikutip Antara, Senin (28/11).
Ke depan, Kemenperin pun mendorong agar perusahaan yang telah menerapkan industri hijau dapat memperoleh preferensi bunga pinjaman dan keringanan pajak, sebagai bentuk apresiasi pemerintah sekaligus stimulan bagi industri untuk terus berkomitmen menerapkan industri hijau.
"Namun begitu hal ini memerlukan kerja sama yang baik antar seluruh pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, sehingga target percepatan serta penguatan industri hijau semakin tercapai. Sekali lagi kami sampaikan apresiasi kepada seluruh perusahaan yang telah menerapkan industri hijau secara konsisten dan berkelanjutan," kata Andi.
Salah satu industri gencar menerapkan industri hijau yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). Bahkan, perusahaan meraih penghargaan Industri Hijau Kinerja Terbaik dari Kementerian Perindustrian RI, atas komitmen penerapan prinsip industri hijau dalam proses produksi dan aktivitas bisnis perusahaan.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi saat menerima penghargaan mengatakan, Pupuk Kaltim berkomitmen mengimplementasikan industri hijau secara berkesinambungan dengan mengedepankan prinsip Environtment, Social dan Governance (ESG). Hal ini mencakup efisiensi energi, efisiensi pemakaian bahan baku dan bahan penolong hingga efisiensi pemakaian air.
Pupuk Kaltim juga menerapkan inovasi teknologi yang mengacu pada 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Recovery) pada proses produksi, dibarengi penggunaan energi baru terbarukan di unit penunjang serta pemenuhan baku mutu lingkungan pada limbah cair maupun emisi.
Tak hanya di lingkungan Perusahaan, implementasi industri hijau juga dilakukan Pupuk Kaltim dengan memberikan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat, salah satunya solar cell dan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel untuk dimanfaatkan masyarakat nelayan di perkampungan atas air Kota Bontang.
"Melalui penggunaan energi baru terbarukan hingga saat ini sangat membantu masyarakat dalam penyediaan alternatif sumber energi, yang selama ini memiliki keterbatasan akses dan jarak yang terbilang jauh dari daratan," ujar Rahmad.
Selain itu Pupuk Kaltim juga mengembangkan beragam inovasi terkait implementasi industri hijau, diantaranya penambahan LP Amonia Absorber di Unit Pabrik-4, yang berdampak pada efisiensi energi dan penurunan emisi GRK, disamping penghematan gas alam dalam memproduksi amoniak. Pupuk Kaltim juga melakukan reaktivasi pabrik urea Proyek Optimasi Kaltim (POPKA-2) yang berpotensi mengurangi emisi CO2 sebesar 398ribu ton per tahun.
Sementara untuk efisiensi air, Pupuk Kaltim memiliki inovasi Raw Condensate (RC) dalam siklus regenerasi unit Mixbed Polisher untuk menurunkan losses air melalui penerapan prinsip 4R. Inovasi ini mampu meningkatkan hasil produksi dengan penggunaan energi, air dan material lainnya yang tetap efisien. Pupuk Kaltim juga berkomitmen tinggi terhadap pengurangan dan pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3), serta limbah padat Non B3 yang tidak hanya terbatas di lingkungan dan area pabrik.
"Dari inovasi tersebut, nilai efisiensi mampu tercapai secara maksimal seperti efektivitas proses produksi, peningkatan performa perangkat pabrik, hingga jasa pelayanan dan perbaikan dengan penghematan mencapai Miliaran Rupiah," tandas Rahmad.
Peningkatan kualitas lingkungan sejauh ini diwujudkan Pupuk Kaltim melalui kajian Life Cycle Assessment (LCA) dengan batasan sistem cradle to grave, yang diintegrasikan dengan inovasi program berkelanjutan.
"Pada 2021, Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang mempublikasikan sertifikat produk ramah lingkungan atau Environmental Product Declaration (EPD) dari EPD Southeast Asia," lanjut Rahmad.
Pupuk Kaltim secara proaktif turut mendorong dekarbonisasi guna mencapai Net Zero Emmision di tahun 2060, dengan target pengurangan emisi karbon sebesar 32 persen di tahun 2030. Diantaranya melalui penerapan ekonomi sirkular dengan memanfaatkan bahan baku dari bahan atau gas buangan produksi yang masih bisa digunakan, sehingga dengan pemanfaatan gas buang dapat mengurangi jejak karbon dari proses produksi.
Begitu pula ke depannya, Pupuk Kaltim akan fokus menghadirkan strategi dan terobosan terbaik guna menjadi pionir dalam transformasi industri petrokimia yang lebih hijau, sehingga dapat meningkatkan efisiensi energi secara menyeluruh di lingkungan perusahaan.
"Pupuk Kaltim terus mensinergikan aspek lingkungan dalam aktivitas bisnis perusahaan, sebagai dasar mengelola dan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana," tambah Rahmad. [azz]
Baca juga:
Terungkap, Ini Keuntungan Penerapan Industri Hijau ke Ekonomi Nasional
OJK Perpanjang Restrukturisasi Kredit Hingga 31 Maret 2024
Pentingnya Wujudkan SDM Berkompeten dan Siap Kerja
Pandemi Mereda, Penjualan Mesin Tempel untuk Nelayan Naik 10 Persen
Ini Tantangan Dihadapi Industri Kesehatan RI, Termasuk Rasio Dokter Masih Rendah
Prospek Industri Otomotif Dinilai Menjanjikan di 2023, Ini Indikatornya
Advertisement
Tertinggi Sepanjang Sejarah Perusahaan, Holding PTPN Raup Laba Rp5,5 Triliun di 2022
Sekitar 2 Menit yang laluPresiden Jokowi: Pemerintah Terus Kejar Aset Obligor BLBI
Sekitar 13 Menit yang laluMendag: Banyak Pengguna Minyak Goreng Premium Pindah ke MinyaKita
Sekitar 23 Menit yang laluMentan: Stok Beras Nasional Cukup Hingga Lebaran 2023
Sekitar 1 Jam yang laluCatat, Calon Pramugari dan Pramugara Lion Air Tak Boleh Punya Tato
Sekitar 1 Jam yang laluPejalan Kaki di Skywalk Kebayoran Lama Dikenakan Tarif, MTI: Di Luar Negeri Gratis
Sekitar 1 Jam yang laluFitch Ratings Naikkan Peringkat BRI Menjadi BBB dan AAA (idn) dengan Outlook Stabil
Sekitar 1 Jam yang laluPembayaran Tol Tanpa Sentuh Uji Coba Bulan Depan, Aplikasi Segera Diluncurkan
Sekitar 2 Jam yang laluTerungkap, Ini Penyebab Ditundanya Pengumuman Hasil Seleksi PPPK Guru 2022
Sekitar 2 Jam yang laluStrategi Bappebti agar Masyarakat Tak Sekadar Ikut-ikutan Investasi Kripto
Sekitar 2 Jam yang laluMendag Temukan 500 Ton MinyaKita di Gudang PT BKP, Ada Indikasi Penimbunan?
Sekitar 2 Jam yang laluUntung Kecil, Perusahaan Swasta Tak Mau Masuk ke Proyek Angkutan Perintis
Sekitar 3 Jam yang laluRamai soal Pramugari Dilarang Pakai Jilbab, Begini Penjelasan Manajemen Lion Air
Sekitar 3 Jam yang laluTak Hanya Sepak Bola, Indonesia juga Kalah Dibanding Vietnam soal Ekonomi
Sekitar 3 Jam yang laluAnggota Brimob Bentak Babinsa TNI AD, Reaksi Prajurit Ini Bikin Merinding
Sekitar 3 Jam yang laluKetemu Jenderal Polisi, Pak Bhabin Ngaku Sama-sama Pernah Jadi Ajudan Wapres
Sekitar 3 Jam yang laluMomen Jenderal Mantan Ajudan Wapres Semangati Anggota Sakit, Beri Pelukan Hangat
Sekitar 4 Jam yang laluKompolnas Desak Penyidik yang Tetapkan Hasya Tersangka Diperiksa
Sekitar 5 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 8 Jam yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 8 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 8 Jam yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 8 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 4 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 4 Hari yang laluKemenkes: Antibodi Masyarakat Sudah Divaksinasi Booster Naik Hampir 3 Kali Lipat
Sekitar 3 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang laluBRI Liga 1: Persija Kehilangan Syahrian Abimanyu Sampai 3 Pekan, Sandi Arta Mulai Berlatih
Sekitar 1 Jam yang laluRangkuman Reaksi Netizen Mengenai Perdebatan STY Vs Thomas Doll: Federasinya Ngapain?
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami