Terungkap Fakta Lain di Balik Membengkaknya Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Jumat, 3 Februari 2023 15:20 Reporter : Merdeka
Terungkap Fakta Lain di Balik Membengkaknya Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jokowi Targetkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Beroprasi Pada Juni 2023. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga membocorkan masalah perbedaan hitungan pembengkakan biaya, atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Utamanya, soal perbedaan harga tanah di Indonesia dan China.

Selisih harga tanah itu turut menyebabkan perhitungan cost overrun proyek antara China dan Indonesia beda. Menurut perhitungan pihak China biaya bengkak USD 980 juta, sementara hasil asersi BPKP mencapai USD 1,449 miliar.

Arya mengatakan, aturan kepemilikan tanah di China dan Indonesia memang berbeda, di mana seluruh lahan di Tanah China dikuasai oleh pemerintahnya.

"Kalau di China tidak ada harga tanah. Kalau sudah ditetapkan harga, mau proyek 10-20 tahun, harga segitu. Kalau di Indonesia, 3 tahun berubah. Di Indonesia sejak kapan bisa ngunci harga tanah? Jadi mereka menganggap, pemerintah bisa dong kunci harga tanah," ungkapnya di Jakarta, Jumat (2/3).

"Kasih contoh, Angkasa Pura di Medan ingin kembangkan bandara. Lahan punya PTPN. Angkasa Pura bilang kan sesama BUMN. Gak bisa bos, harus bayar ke PTPN nya. Di sana beda sama di kita. Itu yang membuat cost overrun besar. Di sana negosiasinya," sambungnya.

2 dari 2 halaman

Tak hanya itu, Arya melanjutkan, juga ada beda persepsi soal sistem persinyalan GSM-R yang ternyata gratis di China, sementara di Indonesia harus bayar.

"Oke lah milik negara, tapi sudah diserahkan pengelolaannya ke Telkomsel. Mau itu BUMN, di kita kan itu kontrak bisnis. Ketika diambil kan itu rugi Telkomslenya, karena dialihkan," papar dia.

"Mau enggak mau dia harus hitung kompensasinya. Telkomsel tidak cari keuntungan, hanya hitung kompensasinya. Kalau di China kan mungkin milik negara. Seperti itu lah perbedaanya," tegasnya.

Begitu juga listrik, di mana China menggariskannya sedangkan Indonesia harus membayar ke PT PLN (Persero).

"Listrik juga. Bagi China listrik itu disediakan negara. Kalau sediakan listrik seberapa besar, PLN nya rugi lah. Nanti disoroti lagi," pungkas Arya.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana

Sumber: Liputan6.com

Baca juga:
Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Termurah Rp125.000, Waktu Tempuh 30 Menit
Besaran Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Bakal Diputuskan Pekan Depan
Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kini Bisa Dibeli di Aplikasi JakLingko
Menjajal Kereta Panoramic Rute Baru Jakarta-Bandung, Siap Beroperasi Februari
Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung Batch 2 Dikirim ke Depo Tegalluar

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini