Tertekan gejolak dunia, pertumbuhan RI 2018 diprediksi hanya 5,2 persen
Merdeka.com - Center of Reform on Economy (Core) Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I tahun 2018 sebesar 5,1 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun hanya akan mencapai kisaran 5,2 persen.
"Dalam CORE Economic Outlook 2018 yang dirilis bulan November tahun lalu CORE telah memprediksikan bahwa ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 5,1 hingga 5,2 persen, lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,4 persen," ungkap Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, dalam 'CORE Mid-year Review 2018', di Hongkong Cafe, Jakarta, Selasa (31/7).
Dia menjelaskan, hingga semester pertama, upaya untuk mendorong penumbuhan ekonomi lebih tinggi mendapat tantangan yang semakin berat akibat meningkatnya tekanan eksternal. "Selain kenaikan harga minyak dan pelemahan nilai tukar Rupiah akibat penaikan suku bunga acuan the Fed, perang dagang yang mengalami eskalasi akhir-akhir ini menjadi tantangan baru di tahun ini," kata dia.
Sementara, di dalam negeri, konsumsi yang mengalami perlambatan selama hampir dua tahun sebenarnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan pada kuartal kedua tahun ini. "Selama 2 tahun (pertumbuhan konsumsi) di bawah 5 persen. Pada kuartal kedua lebih cepat dari kuartal satu 2018, juga lebih cepat kuartal yang sama di tahun lalu," ujarnya.
Sejalan dengan membaiknya permintaan domestik, industri manufaktur juga mulai melakukan ekspansi signifikan sepanjang paruh pertama tahun ini. Meski demikian, dorongan pertumbuhan dari dalam negeri tertahan oleh gejolak global.
"Dampaknya sudah terlihat dari kinerja neraca perdagangan kembali jatuh defisit di paruh pertama tahun ini, serta pergerakan nilai tukar Rupiah yang semakin liar akhir-akhir ini," imbuhnya.
Sementara itu, investasi yang menjadi salah satu motor pertumbuhan utama juga berpotensi melambat akibat tekanan eksternal dan ketidakpastian menjelang tahun politik. Di sisi lain, pelemahan Rupiah dan kenaikan harga minyak memberikan efek positif terhadap penerimaan pemerintah.
"Dan windfall ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui belanja yang lebih berkualitas dan pengelolaan risiko fiskal termasuk di antaranya pengelolaan utang," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPrabowo Janjikan Pertumbuhkan Ekonomi 8 Persen Jika Jadi Presiden Selanjutnya
Untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca SelengkapnyaPaparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnya