Terkuak, Ini 3 Penyebab Susahnya Cari Kontainer di Indonesia
Merdeka.com - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih membeberkan 3 hal yang menyebabkan kelangkaan kontainer sehingga menyulitkan pelaku usaha dalam melakukan kegiatan ekspor, khususnya bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM).
"(Pertama), memang masa pandemi ini banyak negara-negara yang melakukan lockdown sehingga kontainer ini agak susah masuk barang-barang, kecuali barang-barang yang erat dengan kebutuhan kesehatan dan pangan," kata Gati dalam FGD Peluang pasar dalam negeri, Senin (12/7).
Kemudian penyebab kedua, bangkitnya China dari pandemi covid-19 membuat mereka lebih mengutamakan mendistribusikan produk-produknya ke luar negeri.
"Telah bangkitnya China dari pandemi, mereka mendistribusikan produk-produknya ke luar, sehingga mereka lebih mengutamakan logistik dan distribusi produk mereka. Kalau kontainer tidak balik, misalnya dari China ke Indonesia balik lagi ke China, tapi disuruh belok ke Australia sedikit mereka tidak mau," ujarnya.
Gati mengakui memang peredaran kontainer di masa pandemi covid-19 ini terbatas. Menurutnya, masalah kontainer tidak mudah diselesaikan, karena permintaan (demand) yang tinggi namun supply-nya rendah.
"Ketiga, pemain kontainer ini adalah pemain internasional sehingga kita tidak mudah untuk mengatur mereka, kita tergantung dari pada mereka, itu yang jadi masalah," ungkapnya.
Alami Kendala Logistik
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman menambahkan, memang di tahun 2020 Indonesia sudah mengalami krisis kesehatan, lalu krisis ekonomi yang selanjutnya menyebabkan krisis logistik.
"Ini tantangan kita bersama,” ujar Adhi.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai macam upaya efisiensi inovasi agar masalah terkait langkanya kontainer untuk logistik ekspor bisa ditangani dengan cepat.
"Nah inilah tantangan-tantangan kita sebagai pelaku Industri kecil menengah, termasuk juga industri menengah besar. Oleh sebab itu kita perlu melakukan berbagai macam upaya efisiensi inovasi agar kita bisa lolos dari krisis-krisis tersebut," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaIni Detail Ciri-Ciri Jasad Wanita Membusuk Dalam Kontainer: WNI Ras Mongoloid
Dengan kondisi waktu kematian yang diperkirakan sekitar 2 sampai 10 minggu, tanpa tanda-tanda kekerasan.
Baca SelengkapnyaJelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar
Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaProduk Kayu Lapis Asal Temanggung Berhasil Merambah Pasar Internasional
Sebanyak 25 kontainer produk kayu lapis berbagai jenis telah diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Emas
Baca SelengkapnyaVIDEO: Geger Faisal Basri Bongkar Data Impor 3 Juta Ton Beras di Sidang MK, Seolah Mau Kiamat!
Faisal Basri membuka data impor 3 juta ton beras seakan Indonesia segera mengalami kiamat.
Baca SelengkapnyaBawa Industri Berkibar ke Kancah Internasional, Begini Harapan Pengusaha Logistik ke Presiden Selanjutnya
Menurut Akbar Djohan, pembenahan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam industri logistik menjadi fokus penting.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya