Tekan Konsumsi Elpiji 3 Kg, PGN Incar 800.000 Rumah Tersambung Jargas Hingga 2021
Merdeka.com - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) terus memperluas pembangunan jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga. Harapannya hal ini membantu pemerintah dalam mengurangi beban subsidi Liquified Petroleum Gas (LPG).
Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso, mengatakan PGN akan menambah jargas sebanyak 800.000 sambungan rumah tangga pada 2020 hingga 2021. "Kami tetap komit untuk membangun jargas, kami akan tambah 800.000 sambungan rumah yang baru," kata Gigih, di Jakarta, Senin (3/2).
Menurut Gigih, perluasan jargas untuk rumah tangga terus dilakukan PGN untuk menggantikan LPG 3 Kilogram (Kg)."Membantu mengurangi LPG 3 Kg. Tentunya jargas lebih rendah dari LPG 3 Kg," tuturnya.
Namun, dalam upaya mendorong penggunaan gas bumi, perlu adanya evaluasi ulang mengenai harga gas bumi. Masyarakat yang tergolong mampu sebaiknya dikenakan harga komersial.
"Konsen kami adalah masalah komersialitasnya. Kami harapkan BPH Migas berikan kebijakan mengenai harga bervariasi," tandasnya.
BPH Migas Catat Jargas Tekan Impor Elpiji Hingga Rp18,08 M per Bulan
Kepala Seksi Akun Pengaturan dan Tarif Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Raden Mas Irawan Bayu Kusuma mencatat keberadaan jaringan gas (jargas) mampu menekan angka impor tabung LPG hingga 2.831 ton atau Rp18,08 miliar pada tiap bulan di tahun 2018.
Dia menyebutkan, pada 2018 saja impor LPG mencapai 5 juta ton atau sekitar 60 persen dari kebutuhan nasional. Sementara yang berhasil dipenuhi dalam negeri hanya 2 juta ton.
"Artinya porsi impor lebih tinggi. Untuk itu, dengan pemanfaatan jargas diharapkan mampu mengurangi impor," katanya di Jakarta, Selasa (5/3).
Berdasarkan laporan BPH Migas, pembangunan jargas hingga akhir 2018 telah menjangkau hingga 325.773 (Sambungan Rumah). Target puncaknya, yakni ada tambahan sebanyak 4,7 juta sambungan jargas baru sampai 2025.
Demi menggapai cita-cita tersebut, Irawan mengharapkan adanya bantuan dana dari APBN hingga pihak swasta agar keberadaan jargas bisa benar-benar mengurangi impor LPG.
"Diharapkan dengan adanya progres yang masif akan ada anggaran dari APBN dan partisipasi aktif dari badan usaha penugasan. itu akan menambah jumlah jaringan yang ada saat ini, sehingga akan kurangi impor LPG," ujar dia.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai 1 Januari 2024, pembelian elpiji tabung 3 Kg hanya dapat dilakukan oleh pengguna yang telah terdata sebelumnya dengan membawa KTP.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024 syarat pembelian gas LPG 3 Kg menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaSampai 31 Desember 2023 baru 31,5 juta NIK yang telah terdaftar di sub penyalur atau pangkalan resmi LPG 3 kg.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Alasannya program ini bisa mengurangi impor gas elpiji (LPG).
Baca SelengkapnyaPertamina menjamin ketersediaan stok LPG di pangkalan-pangkalan resmi.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat pengguna LPG subsidi 3 Kg untuk segera mendaftar melalui pangkalan LPG milik Pertamina.
Baca SelengkapnyaPGN memperketat pengamanan dan meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah insiden keamanan yang dapat mengganggu ataupun merugikan lingkungan.
Baca SelengkapnyaPertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.
Baca SelengkapnyaInsentif harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk 7 sektor industri membuat penerimaan negara turut berkurang hingga Rp15,6 triliun.
Baca Selengkapnya