Tak seperti Indonesia, kenapa India dan Eropa tolak investasi China?
Merdeka.com - Peneliti Migrasi Tenaga Kerja Internasional P2SDR-LIPI (Pusat Penelitian Sumber Daya Regional - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Rudolf Yuniarto, mengatakan di antara masifnya investasi China ke luar negeri, terdapat dua wilayah yang menolak investasi China, yakni India dan Eropa.
Dia menjelaskan motif utama penolakan tersebut tak melulu karena alasan politis, melainkan juga sebagai upaya untuk mengantisipasi instabilitas kondisi tenaga kerja lokal. Sebab, kebijakan investasi China juga diiringi pengiriman tenaga kerja.
India, kata Rudolf, menolak investasi China sebab khawatir investasi yang dilakukan oleh perusahaan dan bank China akan membebani utang negara dan stabilitas tenaga kerja lokal. "Dia (India) sudah prediksi bahwa perdebatan (soal TKA) seperti yang terjadi di Indonesia akan terjadi juga di India," ungkapnya di Kompleks LIPI, Jakarta, Selasa (8/5).
Eropa pun menolak Investasi China dengan alasan yang hampir sama, yakni untuk menjaga stabilitas tenaga kerja dan ekonomi dalam negeri. "Eropa juga memandang skeptis proyek Tiongkok ini. Negara-negara Eropa menduga jalur Sutra dibuat untuk memperkuat pengaruh Tiongkok di kawasan. Tapi itu politis ya," jelas dia.
Dia pun menjelaskan salah satu kelebihan investasi China adalah lebih murah karena diperlukan membawa serta tenaga kerjanya. Atas dasar efisiensi, investasi China lebih menarik.
"Lebih murah tenaga kerja. China datang dengan, 'saya punya bawaan tenaga kerja sendiri'. Jadi secara bisnis (menarik), sekali pun tidak menambah lapangan kerja untuk buruh-buruh lokal. Kayak di Morowali mereka membentuk semacam 'koloni' sendiri, yang isinya semua orang dari negara asalnya," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaIndonesia Tak Alami Deindustrialisasi, Ini Buktinya
Kontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaProyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaSampai Bikin China-Eropa Khawatir, Begini Suksesnya Hilirisasi Indonesia yang Diungkapkan Eks Mendag Lutfi
Berkembangnya hilirisasi Indonesia bikin China-Eropa ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaMuncul Isu Penyetopan Utang Kereta Cepat Jika Indonesia Tak Beli KRL dari China, KAI Beri Penjelasan Begini
Proses pengadaan impor tiga rangkaian KRL baru asal China tersebut dilakukan sesuai aturan yang berlaku tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPeran Negara di Balik Sumber Dana Maha Besar Ekspansi Merek Otomotif China ke Indonesia
Merek otomotif asal China makin ekspansif ke Indonesia. Tahun ini BYD masuk, setelah merek GWM, Neta, Chery masuk ke Indonesia dalam 2 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca Selengkapnya