Tak ada sektor penunjang, masa depan mobil listrik suram
Merdeka.com - Menteri Perindustrian MS Hidayat menegaskan realisasi proyek pengembangan mobil listrik masih jauh api dari panggang. Belum adanya sektor penunjang, menurut Hidayat, jadi kendala utama.
"Tentu harus ada persiapan infrastrukturnya, kita harus punya industri yang mampu memproduksi baterainya, percuma juga kalau kita impor. Karena kebutuhan akan baterai menjadi utama," ujar Hidayat usai Rapat Kerja dengan Komisi VI di Gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat, Senin (9/6).
Hidayat menambahkan, walau sulit, saat ini pengembangan mobil listrik terus coba dilakukan. "Itu sudah ditangani di riset teknologi, ada roadmapnya. Katanya baru siap secara teknologi semua pada 2017," tuturnya.
Terkait pemberian insentif, Hidayat belum bisa memastikan rinciannya lantaran harus didahului oleh penyusunan payung hukum dari program tersebut. "Karena sekarang untuk mobil listrik itu belum ada regulasinya. Kita bikin seringannya," ucapnya.
Hidayat berharap ada produsen lokal mengembangkan mobil jenis ini. "Ini mesti bertahap juga, karena mesti mengacu kepada negara-negara yang sudah bisa mempraktikan itu secara sukses seperti apa. Mungkin dimulai penggunaan itu (mobil listrik) dalam jarak dekat, dalam suatu lingkungan," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaUntung Rugi Pemerintah Guyur Diskon Industri Motor dan Mobil Listrik
Pemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBuka IIMS 2024, Jokowi Minta Semua Perusahaan Otomotif Dunia Produksi Mobil Listrik di Indonesia
Jokowi menyampaikan, pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menkop Teten: Industri Otomotif Sumbang Rp311 Triliun ke Ekonomi Indonesia
Melihat hal itu, tren industri Electric Vehicle (EV) atau mobil listrik, kata Teten juga memberi peluang bagi usaha kecil dan menengah.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaImpor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia Tak Alami Deindustrialisasi, Ini Buktinya
Kontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaMenaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia
Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaUMKM Otomotif Bakal Dikasih Modal Rp2 Triliun untuk Rakit Komponen Mobil Listrik
Dengan pendanaan itu, UMKM otomotif nantinya bisa dipertemukan dengan pelaku industri kendaraan listrik.
Baca Selengkapnya