Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei: Suku Bunga KPR Tinggi Jadi Hambatan Masyarakat Beli Rumah

Survei: Suku Bunga KPR Tinggi Jadi Hambatan Masyarakat Beli Rumah perumahan. ©2012 Merdeka.com/sapto anggoro

Merdeka.com - Pemerintah telah memberi kemudahan atau insentif dalam pembelian properti di tengah pandemi ini. Salah satunya insentif pajak dan kemudahan uang muka atau down payment (DP). Namun, di tengah berbagai kemudahan yang telah diberikan oleh pemerintah melalui pembebasan PPN, hambatan yang dianggap semakin menonjol sekarang adalah tingginya suku bunga.

Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021 menemukan bahwa sebanyak 60 persen responden menganggap suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) saat ini berada pada level yang tinggi. Angka ini naik dibandingkan semester sebelumnya yang dinyatakan oleh 59 persen responden.

Selain itu 88 persen responden juga kini berharap agar pemerintah mengambil langkah untuk membantu menurunkan suku bunga.

"Masih tingginya tingkat suku bunga KPR juga mengakibatkan tingginya besaran angsuran KPR yang harus dibayar tiap bulan sehingga menjadi hambatan yang dihadapi ketika mengambil KPR. Hal ini dinyatakan oleh sekitar sepertiga responden atau sejumlah 34 persen responden," kata Country Manager Rumah.com, Marine Novita di Jakarta, Selasa (5/10).

Survei ini juga menemukan bahwa semakin banyak responden yang mengandalkan portal properti untuk mendapatkan informasi tentang properti. Sebanyak 56 persen responden mengandalkan portal properti, naik dari 47 persen responden pada semester sebelumnya.

Temuan utama selanjutnya adalah pencarian properti oleh konsumen semakin merata keluar Jakarta. Adanya kebijakan perusahaan untuk menerapkan bekerja dari rumah atau (work from home/WFH). Hal ini membuat banyak orang menjadi sadar bahwa bekerja tidak harus di kantor atau tidak harus lagi tinggal di kota besar yang hiruk pikuk.

Lebih dari separuh atau sekitar 55 persen responden mengaku terpikir untuk mencari hunian di luar wilayah Jabodetabek jika bisa terus menjalani sistem kerja WFH atau remote working. Angka ini merupakan kenaikan dari 53 persen responden pada semester sebelumnya.

Wilayah-wilayah yang akan dipertimbangkan jika para pencari rumah bisa tinggal di luar Jabodetabek adalah Jawa Barat dinyatakan oleh 46 persen responden, Bali dinyatakan oleh 22 persen responden, Yogyakarta dinyatakan oleh 21 persen responden, Jawa Tengah dinyatakan oleh 16 persen responden.

Selain itu, pola pencarian properti di situs Rumah.com juga mulai menyebar keluar DKI Jakarta. Persentase pencarian properti di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Depok berkurang 3-5 persen dibanding kuartal sebelumnya. Sebaliknya, pencarian di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bogor mengalami peningkatan 3-5 persen pada periode yang sama.

Perubahan tren ini mungkin terkait dengan situasi pandemi Covid-19 (WFH), selain karena pembangunan infrastruktur di wilayah penyokong Jakarta, serta penurunan dan stagnasi harga di kota/kabupaten tersebut.

Fitur Ramah Lingkungan

Marine menambahkan bahwa konsumen Indonesia juga mulai menyadari akan pentingnya bermacam-macam fitur ramah lingkungan pada rumah atau apartemen incaran mereka. Rumah ramah lingkungan bukan lagi hanya sekadar wacana, namun dianggap bisa berdampak langsung terhadap penghematan dan kenyamanan.

"Sebanyak sembilan dari sepuluh responden Rumah.com Consumer Sentiment Survei H2 2021 merasa fitur-fitur ramah lingkungan pada rumah atau apartemen yang mereka akan beli sangat penting. Kesadaran akan sustainable living ini muncul setelah konsumen merasakan manfaat dari berbagai fitur ramah lingkungan yang ditawarkan pada hunian-hunian yang mengusung konsep tersebut," ungkap Marine.

Sebanyak 48 persen dari responden survei, berharap fitur ramah lingkungan dapat mengurangi penggunaan listrik dan 40 persen berharap rumah yang ramah lingkungan itu mudah dijangkau angkutan umum.

Marine menyimpulkan bahwa hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021 menunjukkan bahwa konsumen sudah kembali berminat untuk melakukan transaksi pembelian properti, apalagi hunian merupakan kebutuhan pokok. Hanya saja ada beberapa pergeseran sentimen konsumen yang harus disikapi oleh pelaku industri baik para pengembang maupun kalangan perbankan. Masyarakat kini juga mempertimbangkan lebih sedikit faktor ketika mengambil pinjaman rumah namun faktor utama masih sama yaitu besaran angsuran, jangka waktu pinjaman dan tingkat suku bunga KPR.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Baru Pertama Kali Kerja Mau Ambil KPR Rumah, Bisa Nggak Ya?
Baru Pertama Kali Kerja Mau Ambil KPR Rumah, Bisa Nggak Ya?

Perlu banyak persiapan dan pertimbangan finansial yang harus dilakukan terutama yang baru pertama kali bekerja.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR

Di akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat

Penjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.

Baca Selengkapnya
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik

Baca Selengkapnya
Hasil Survei Ungkap Banyak Orang Indonesia Tak Siapkan Rencana Keuangan Masa Depan, Apa Solusinya?
Hasil Survei Ungkap Banyak Orang Indonesia Tak Siapkan Rencana Keuangan Masa Depan, Apa Solusinya?

Sebanyak 15 persen responden dengan pendapatan tinggi mengaku bahwa seringkali pengeluarannya melebihi anggaran bulanan.

Baca Selengkapnya
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.

Baca Selengkapnya
FOTO: BTN Berupaya Jaga Pertumbuhan KPR di Tengah Kenaikan Harga Rumah Subsidi pada 2024
FOTO: BTN Berupaya Jaga Pertumbuhan KPR di Tengah Kenaikan Harga Rumah Subsidi pada 2024

BTN berupaya semakin kreatif dalam memfasilitasi masyarakat untuk memiliki rumah, termasuk ketika harga rumah bersubsidi diputuskan naik.

Baca Selengkapnya