Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei: Milenial Ingin Menabung, Tapi Banyak yang Tak Bisa

Survei: Milenial Ingin Menabung, Tapi Banyak yang Tak Bisa generasi milenial. ©2018 istimewa

Merdeka.com - Menurut laporan dari Usa Today atau Bank of America Better Money Habits yang melakukan survei terhadap 1.001 orang berusia 18-34 tahun, mengungkapkan adanya ketidakselarasan antara cara berpikir milenial tentang keuangan dan apa yang sebenarnya dapat mereka capai.

Generasi milenial saat ini masih terjebak dengan pola pikir tentang bagaimana bertanggung jawab secara finansial dan keinginan disiplin untuk mencapai hasil keuangan jangka panjang. Kebanyakan dari responden tersebut menyatakan bahwa mereka memiliki perilaku finansial baik, tetapi masih banyak yang mengkhawatirkan kondisi keuangannya.

Selain itu millenial juga berkekspektasi bahwa keuangan mereka setidaknya akan membuat mereka lebih kaya. Atau setidaknya tidak lebih dari generasi sebelumnya. Namu sepertiganya masih mendapatkan dukungan finansial dari orangtua masing-masing.

Di mana saat pasar kerja perlahan-lahan membaik, upah tetap relatif stagnan, dan kaum milenial masih harus menghadapi beban finansial yang signifikan untuk dihadapi. Salah satunya adalah terus meningkatnya harga beli atau sewa sebuah properti.

Selain itu, survei juga melihat bagaimana kaum milenial melihat arti definisi sebuah kesuksesan. Sebanyak 70 persen, menyatakan bahwa sukses itu dapat membeli apapun, berpergian kemanapun.

Sebanyak 40 persen mengatakan karir yang sukses juga bermanfaat bagi orang lain. Lalu apa saja pola pikir generasi milenial ini?

Anda melihat banyak pengambilan keputusan berbasis nilai dalam hal karier dan di mana mereka ingin bekerja dan mencari makna dalam kehidupan.

"Di mana hal itu menandakan, bahwa milenial membuat keputusan tidak hanya berdasarkan keuangan," Andrew Pleper.

Erin Lowry, blogger keuangan berusia 25 tahun di brokemillennial.com, mengatakan sebagian besar pendapatannya digunakan untuk pengalaman seperti menonton drama atau bepergian bersama dengan teman-temannya.

"Saya sendiri cenderung untuk hanya menghabiskan uang untuk berada di sekitar orang dan pergi keluar,"kata Lowry.

Walaupun demikian, Lowry sendiri tahu bahwa kondisi finansialnya jauh di depan kebanyakan rekannya. Lowry sendiri mampu menyisihkan keuangan hasil pendapatan untuk melakukan investasi, yang membuatnya memiliki fleksibilitas finansial untuk pengeluara sehari-hari.

Tapi hal itu pun dinilainya bukan tanpa usaha pengorbanan. Dirinya memilih banyak menyisihkan anggaran untuk makan di luar dengan hampir setiap hari memasak di rumah dan membawa makanan ke kantor, daripada membeli.

Prioritas Kebutuhan Jangka Pendek

Bagi beberapa milenial, mereka memprioritaskan sebuah pengalaman instan yang mempunyai potensi untuk merampas anggaran tabungan masa tua ataupun cicilan uang muka rumah, menurut Chantel Bonneau, penasihat manajemen kekayaan di Northwestern Mutual.

"Banyak generasi Milenial yang secara dramatis menjadikannya sebuah kategori anggaran dari pendapatan mereka sendiri," . "Kami pun bisa melihat semuanya itu langsung dari tabungan," ujat Bonneau.

Sementara itu, banyak generasi milenial yang masih menerima bantuan keuangan dari orang tua atau kerabat, terlepas darilokasi tempat tinggal mereka. Lebih dari sepertiganya mengatakan bahwa mereka secara teratur menerima bantuan untuk pengeluaran, termasuk belanjaan dan tagihan ponsel.

Sementara hanya 20 persen dari usia 26 hingga 34 tahun mengatakan bahwa mereka secara teratur mendapatkan bantuan keuangan dari keluarga.

Angka tersebut pun dinilai rendah jika dibandingkan dengan 52 persen dari usia 18 hingga 25 tahun. Kemudian 69 persen dari usia 26 hingga 34 tahun mengatakan bahwa mereka memiliki banyak teman yang mendapatkan bantuan keuangan dari orang tua mereka.

Selain itu, data survey juga menunjukan bahwa generasi milenial jauh lebih fokus pada tujuan jangka pendek. Tom White, seorang CEO layanan penasihat keuangan virtual iQuantifimenyatakan bahwa hal itu pun dinilai tercerminkan dari keinginan mereka yang mencari kepuasan instan dari gaya hidup masing-masing.

"Mereka memiliki begitu banyak hal yang ingin di coba dalam jangka pendek, sehingga mereka harus menyulap hal tersebut," kata White.

Pola pikir finansial yang sempit juga kemungkinan berasal dari kurangnya sisa pendapatan milenial untuk diinvestasikan atau ditabung.

Mark Sievewright dan Matt Wilcox, eksekutif dari perusahaan teknologi keuangan Fiserv sendiri berpendapat, walaupun data menunjukkan bahwa mereka memiliki keinginan untuk mencapai stabilitas keuangan, membuat tabungan masa tua dan membangun simpanan dana darurat. Sayangnya, kebanyakan milenial masih belum mempunyai sarana tersebut.

"Banyak dari kaum Milenial ini berfokus hanya untuk bertahan hidup," ."Kebanyakan dari mereka fokus kepada kebutuhan sekarang," ujar Sievewright.

Reporter: Yoga Senjaya Putra

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Survei: Tujuan Hidup Generasi Milenial untuk Traveling

Survei: Tujuan Hidup Generasi Milenial untuk Traveling

Setidaknya, setiap lima tahun, generasi milenial memanfaatkan uang tabungan mereka untuk berlibur.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak Orang Tahu, Begini Trik Hidup Hemat di Tahun 2024

Tak Banyak Orang Tahu, Begini Trik Hidup Hemat di Tahun 2024

Tujuan menabung dapat dicapai dengan melakukan sedikit penyesuaian terhadap kebiasaan finansial Anda saat ini.

Baca Selengkapnya
Intip Cara Generasi Milenial Mengelola Keuangan tanpa Ribet, Satu Aplikasi untuk Segala Kebutuhan

Intip Cara Generasi Milenial Mengelola Keuangan tanpa Ribet, Satu Aplikasi untuk Segala Kebutuhan

Mereka menyukai aplikasi perbankan digital yang memiliki fitur lengkap serta bisa diakses kapan pun dan di mana pun

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pesan Orang Kaya Dunia: Uang Tak Bisa Membeli Waktu dan Uang Bukan Sumber Kebahagiaan

Pesan Orang Kaya Dunia: Uang Tak Bisa Membeli Waktu dan Uang Bukan Sumber Kebahagiaan

Miliarder ini menyarankan agar para anak muda bisa mencari pekerjaan yang disukainya dibanding harus mencari pekerjaan dengan gaji yang tinggi.

Baca Selengkapnya
Upaya Meningkatkan Kesadaran Gen Z Pentingnya Kesehatan dan Perlindungan Diri

Upaya Meningkatkan Kesadaran Gen Z Pentingnya Kesehatan dan Perlindungan Diri

Survei Indonesia Millennial and Gen Z Report 2024 mencatat bahwa 82 persen milenial dan 81 persen gen Z rutin berolahraga.

Baca Selengkapnya
Hasil Riset: Perempuan Milenial Bakal Jadi Masyarakat Paling Kaya

Hasil Riset: Perempuan Milenial Bakal Jadi Masyarakat Paling Kaya

Di satu sisi, Ellevest berharap gap pengelolaan uang antara laki-laki dan perempuan tidak terlalu lebar.

Baca Selengkapnya
Mengejutkan, Ternyata 23,7 Persen Orang Dewasa di Indonesia Belum Punya Rekening Bank

Mengejutkan, Ternyata 23,7 Persen Orang Dewasa di Indonesia Belum Punya Rekening Bank

Pada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.

Baca Selengkapnya
Gen Z dan Milenial Diajak Soroti Komitmen Capres Terkait Isu Lingkungan, Ini Alasannya

Gen Z dan Milenial Diajak Soroti Komitmen Capres Terkait Isu Lingkungan, Ini Alasannya

Sebesar 55 persen pemilih dalam pemilu 2024 merupakan pemilih muda yang terbagi atas Generasi Z dan milenial.

Baca Selengkapnya
Ajak Orang Tua Tanamkan Kesadaran Finansial Anak, Caca Tengker Bagikan Tipsnya

Ajak Orang Tua Tanamkan Kesadaran Finansial Anak, Caca Tengker Bagikan Tipsnya

Mengajarkan kesadaran finansial untuk anak jadi hal penting, begini tips dari Caca Tengker.

Baca Selengkapnya