Strategi untuk Pelaku Usaha Pulihkan Bisnis Saat Kenormalan Baru
Merdeka.com - Pemerintah berencana menerapkan era kenormalan baru atau new normal, di mana masyarakat bisa beraktivitas namun tetap memperhatikan protokol kesehatan. Hal ini sebagai salah satu upaya pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi covid-19 yang melumpuhkan banyak sektor, utamanya ekonomi dan bisnis.
Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia (UI) dan juga praktisi bisnis, Rhenald Kasali merumuskan strategi besar dalam menyongsong normal baru bagi pelaku ekonomi. Pertama, yakni refleksi. Ini penting untuk mengevaluasi posisi dan situasi yang sedang dihadapi saat ini, sehingga mempermudah dalam pengambilan langkah selanjutnya.
"Saat ini, saran saya kepada semua perusahaan adalah setelah lebaran ini kita semua harus mulai melakukan refleksi," ujarnya dalam webinar Facing Post Covid-19 Business world, ditulis Minggu (31/5).
"Kita harus bertanya, siapa kita, bagaimana kita bekerja, dan bagaimana mengembangkan bisnis, ini kita harus refleksi dulu semuanya kita berada dimana. Nah setelah kita refleksikan, kita bisa memilih apa yang kita bisa lakukan, business recovery, atau kita lakukan renewing atau reinventing," jelasnya.
Dalam business recovery, Rhenald menjelaskan perlu adanya eksplorasi pola pikir untuk mencari peluang baru. Sementara untuk renewing & reinventing, Rhenald menjelaskan bahwa opsi ini berkaitan dengan pengembangan teknologi yang menunjang pekerjaan di masa mendatang.
"Business recovery itu artinya kita perbaiki mindset pegawai kita. Mindsetnya harus eksploratif. Kalau renewing itu bisnis yang sudah ada, yang dulunya biasa saja sekarang harus menggunakan IoT," jelasnya.
Setelah melakukan refleksi, dan memilih opsi yang paling sesuai dengan kondisi- antara business recovery, dan renewing & reinventing, selanjutnya adalah spending up digital technology.
Sehingga, ke depannya agar jangan sampai menyalahkan pandemi untuk kemerosotan bisnis. Namun harus lebih dimengerti bahwa yang terjadi saat ini adalah pertarungan di pasar global, yang dibarengi dengan percepatan teknologi digital yang memungkinkan terjadinya perubahan dalam waktu singkat.
"Jadi jangan sampai menyalahkan ini gara-gara Covid-19, tapi ini adalah karena kita bertarung dengan pelaku usaha global," tutup dia.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaTujuan aturan ini untuk memudahkan pelaku usaha dalam mendukung peningkatan daya saing ekonomi.
Baca SelengkapnyaPadahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
pemerintah hasil Pemilu 2024 didesak agar mengutamakan pemberdayaan ekonomi mikro berbasis lingkungan.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaMelalui modal sosial yang diberikan oleh PNM Mekaar, Dewi saat ini telah bisa meluaskan pasar.
Baca SelengkapnyaSetelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaSelain berbagai upaya reinvention business dalam tubuh Pupuk Kaltim, pihaknya juga terus melakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholders.
Baca SelengkapnyaModal bukan faktor utama tidak menjalankan bisnis, pilihan ini bisa menjadi solusi.
Baca Selengkapnya