Strategi Sri Mulyani Tekan Defisit Anggaran di 2021 dan 2022
Merdeka.com - Pemerintah Joko Widodo atau Jokowi berencana mengurangi defisit APBN mulai tahun 2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada tahun 2020 defisit anggaran tahun 2020 sudah mencapai 6,14 persen atau senilai Rp947 triliun.
"Tahun 2020 APBN kita defisit hingga 6,14 persen atau Rp947 triliun," Sri Mulyani dalam Kongres ISEI XXI dan Seminar Nasional 2021, Jakarta, Selasa (31/8).
Peningkatan anggaran pemerintah pusat tersebut digunakan untuk membiayai belanja negara yang melonjak akibat terjadinya pandemi Covid-19. Di antaranya digunakan untuk belanja di sektor kesehatan, perlindungan sosial, membantu UMKM, daerah dan berbagai insentif.
Selain itu dalam waktu yang bersamaan, penerimaan negara juga mengalami penurunan. "Penerimaan pajak kita mengalami penurunan akibat Covid-19, jadi memang APBN ini instrumen utama, tapi kita enggak bekerja sendiri," kata Sri Mulyani.
Mulai tahun ini pemerintah menurunkan defisit anggaran menjadi 5,8 persen. Sri Mulyani menyebut secara persentase memang menurun, namun secara nominal penurunannya tidak terlalu besar yakni Rp991 triliun. Hanya terpaut beberapa triliun bila dibandingkan dengan tahun 2020 yang nominalnya Rp947 triliun.
"Defisit kita turun sampai 5,8 persen tapi secara nominal masih besar karena nilainya Rp 991 triliun.
Defisit Anggaran 2022
Pada tahun 2022, pemerintah berencana menekan defisit anggaran menjadi 4,8 persen dengan nominalnya Rp868 triliun. Saat ini proses pengajuan kepada DPR telah dilakukan dan sedang dalam pembahasan.
"Pemerintah ajukan defisit anggaran 4,8 persen atau sedikit di bawah Rp900 triliun yakni Rp868 triliun," kata dia.
Sri Mulyani mengatakan konsolidasi fiskal harus sudah mulai dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Tujuannya agar APBN segera kembali sehat dan lebih kredibel serta efektif. Sehingga perekonomian nasional bisa kembali mengalami dinamika yang bisa diprediksi. Angka kemiskinan bisa kembali ditekan dan indeks pembangunan manusia juga akan bisa lebih cepat untuk ditingkatkan.
"Dalam konsolidasi ini ekonomi kita harus pulih dan diharapkan muncul inisiatif dari dunia usaha dan masyarakat sehingga tingkat kemiskinan bisa kembali terjaga," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaTambah Anggaran Bansos Pupuk, Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Blokir Uang Belanja K/L hingga Rp50 Triliun
Penambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Siapkan Anggaran Rp11,2 Triliun untuk BLT Pangan Periode Januari-Maret 2024
BLT mitigasi pangan akan disalurkan sebesar Rp200.000 per bulan pada periode Januari, Februari, dan Maret 2024.
Baca SelengkapnyaKarir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan
Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Mulai Waspadai Harga Beras Naik 7,7 Persen dari Awal Tahun, Ada Apa?
Selain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca SelengkapnyaPengamat Yakin Sri Mulyani Tak akan Mundur dari Menkeu, Dampaknya Bisa Besar
Isu mundurnya Sri Mulyani dari Menteri Keuangan dinilai hanya ‘digoreng’ pihak tertentu
Baca SelengkapnyaPenjelasan Lengkap Sri Mulyani Soal Anggaran Perlindungan Sosial Tembus Ratusan Triliun
Anggaran Perlinsos tidak hanya dikelola oleh Kementerian Sosial.
Baca Selengkapnya