Strategi OJK Genjot Permintaan Produk Keuangan Syariah
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, inklusi keuangan syariah di Indonesia masih rendah, yakni hanya 9,1 persen. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, namun literasi keuangan syariah masih rendah.
"Meskipun Indonesia berpenduduk muslim terbesar di dunia, tingkat literasi kita masih rendah yakni hanya 8,11 persen dan tingkat inklusi keuangan syariah kita masih rendah yaitu 9,10 persen," kata Wimboh dalam Forum riset Ekonomi Keuangan Syariah 2020, Jakarta, Senin (21/9).
Dia menjelaskan, capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan literasi keuangan konvensional. Dengan demikian, perlu adanya strategi membangun permintaan (demand) dari masyarakat terhadap produk keuangan syariah.
Menurutnya akan sulit membangun lebih cepat keuangan syariah nasional tanpa menciptakan permintaan. Ekspansi ekonomi syariah tidak akan tercapai bila hanya mengandalkan jumlah penduduk muslim saja.
"Untuk itu program peningkatan literasi dan perluasan akses keuangan syariah harus terus dan semakin ditingkatkan dan diintensifkan," imbuhnya.
Saat ini di sektor perbankan syariah terdapat 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 162 BPR syariah. Pada sektor pasar modal syariah terdapat 467 saham syariah, 149 sukuk korporasi, 282 reksa dana syariah dan 64 sukuk negara.
Sementara itu sektor industri terdiri dari 64 perusahaan asuransi syariah, 43 lembaga pembiayaan syariah, 7 lembaga penjamin syariah, 11 fintech syariah, 76 lembaga keuangan mikro syariah dan 18 industri non bank syariah lainnya.
Wimboh menilai, sosialisasi dan edukasi terkait produk ekonomi syariah harus makin masif. Masuk ke berbagai pemangku kepentingan termasuk berbagai asosiasi dan seluruh komponen lembaga-lembaga pendukung lainnya. Cara ini diharapkan bisa mendekatkan dan membuat masyarakat menggunakan produk ekonomi syariah.
"Diharapkan masyarakat akan lebih mengenal dan akan timbul keinginan untuk menggunakan produk dan layanan keuangan syariah," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaOJK Terbitkan Aturan Baru Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Simak 11 Poin Pentingnya
Ini sebagai upaya OJK memperkuat upaya pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Komitmen OJK Tegakkan Integritas dan Budaya Antikorupsi
OJK menegaskan komitmennya dalam meningkatkan budaya antikorupsi demi menjaga integritas dan kredibilitas sebagai otoritas di sektor jasa keuangan.
Baca Selengkapnya72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaOJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Naikkan Dana Peremajaan Sawit Jadi Rp60 Juta Per Hektare
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat di Istana Negara untuk membahas sejumlah isu penting terkait kebijakan sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya
SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaKemenag Minta Petugas Perlakukan Jemaah Haji Seperti Orang Tua Sendiri: Dalam Kondisi Apapun Jangan Dimarahi
Jemaah haji dengan latar belakang ini pun harus mendapatkan pelayanan khusus.
Baca Selengkapnya