Merdeka.com - Pandemi Covid-19 membuat industri perbankan harus beradaptasi dalam menjalankan bisnisnya agar bisa tetap bertahan. Hal ini pun yang dialami Bank BRI dalam menghadapi ketidakpastian baik domestik maupun global.
Direktur PT Bank BRI (Persero) Tbk, Sunarso mengungkapkan pihaknya dihadapkan dua pilihan, yakni mempertahankan diri agar selamat atau mengejar target laba perusahaan.
"Dalam situasi ini ada dua pilihan, mengejar laba atau cari selamat dulu," kata Sunarso di Jakarta, Rabu (11/11).
Dalam kondisi saat ini, perusahaan tetap akan mencetak untung namun nilainya akan tumbuh negatif. Sementara itu, jika perusahaan menyelamatkan diri terlebih dahulu ada beberapa komponen penyelamatan yang harus disiapkan.
Untuk itu, Bank BRI mengambil kebijakan tetap mencatat laba positif dengan upaya memberikan restrukturisasi kredit kepada nasabah. Upaya restrukturisasi kredit ini juga dibarengi dengan pencadangan sehingga diperkirakan laba bersih tahunan tumbuh negatif.
Meski begitu langkah ini nyatanya membuat para investor percaya Bank BRI bisa tetap bertahan ditengah terpaan pandemi. Sebab, sebagai bank dengan mayoritas nasabah pelaku usaha UMKM, Bank BRI dinilai akan goyah lantaran para nasabahnya menjadi yang paling terdampak.
"Ini lebih dari cukup dan lebih memadai, ini cara mengamankan perusahaan dan menimbulkan kepercayaan kepada investor," tutur Sunarso.
Strategi Bisnis
Upaya menyelamatkan diri ini juga harus dibarengi dengan adaptasi dari sisi strategi bisnis. Sunarso menjelaskan perusahaan pun akhirnya membuat strategi bisnis mengikuti stimulus.
Sebagai bank yang dipilih untuk menyalurkan stimulus ekonomi pemerintah, penugasan ini dijadikan peluang oleh BRI. Para nasabah yang mendapatkan dana hibah dari program Bantuan Presiden Produktif dijadikan target debitur oleh BRI.
"Makanya resource ini penyaluran stimulus, dan demain ini digunakan BRI untuk melakukan bisnis penyaluran kredit," kata dia.
Penerima bantuan ini kata Sunarso banyak yang membuka usaha baru. Ketika bisnisnya mendapatkan pasar dan membutuhkan pembiayaan, BRI bisa memberikan pinjaman lunak yang juga dijamin oleh pemerintah.
Dia melanjutkan arah kebijakan perusahaan tidak asal-asalan dan mengikuti kebijakan makro. Pihaknya juga hati-hati dalam mengelola rasio pencadangan. "Kita berhati-hati dalam pengelolaan rasio dengan pencadangan, tumbuhnya di tempat yang pas. Jadi tidak semua pendapatan dicatat sebagai laba," tandasnya. [azz]
Baca juga:
Bos BRI Optimistis Pertumbuhan Kredit 2020 Capai Target 5 Persen
Survei BRI: Pelaku UMKM Mulai Tunjukan Perbaikan Kinerja dan Masuki Masa Pemulihan
BRI Salurkan Kredit per Kuartal III 2020 Rp 935,35 T, Catatkan Sejarah di Sektor UMKM
Triwulan III 2020, BRI Raup Laba Bersih Rp 14,15 Triliun
Strategi BRI Life Bertahan di Tengah Pandemi
Per Oktober, BRI Catat Transaksi Program Web Pasar Capai Rp43 Miliar
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami