Sri Mulyani Serukan Pendanaan Berkelanjutan Negara Berkembang Atasi Perubahan Iklim
Merdeka.com - Dalam Sidang Tahunan Keenam Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pentingnya dukungan AIIB diarahkan pada pembiayaan perubahan iklim yang inovatif. Pembiayaan untuk program perubahan iklim harus diberikan kepada semua negara, terutama bagi negara berkembang. Hanya saja, pembiayaan untuk negara berkembang disarankan bersifat fleksibel.
"Pembiayaan perubahan iklim merupakan langkah yang harus dilakukan saat ini oleh semua negara, termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. Namun, negara berkembang harus diberikan fleksibilitas dan tidak dipatok dengan standar yang sama dengan negara maju mengingat perbedaan kapasitas fiskal yang dimiliki," kata Sri Mulyani Indrawati dalam sesi Diskusi Meja Bundar seperti dikutip dari kemenkeu.go.id, Jakarta, Rabu (27/10).
Dalam dua tahun terakhir, AIIB memfokuskan kegiatan investasinya ke arah respons terhadap pandemi dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. AIIB mengalokasikan sebesar USD 2,899 juta untuk Indonesia. Pembiayaan tersebut dua, yakni dana Covid-19, Crisis Recovery Facility (CRF) sebesar USD 1,500 juta hingga April 2022 dan infrastruktur sebesar USD1,399 juta.
Sri Mulyani mengatakan negara maju mempunyai kewajiban untuk membantu di negara berkembang dalam melawan perubahan iklim dan transisi. Sehingga bisa menurunkan emisi dengan proses transisi adil dan terjangkau (just and affordable transition).
Transisi menuju ekonomi rendah karbon ini dilakukan secara global. Dilakukan berdasarkan dimensi global dan moral yang perlu diterjemahkan dalam prinsip hukum dan peraturan dengan proses observasi terlebih dahulu.
"Terkait dengan transisi menuju ekonomi rendah karbon secara global, dimensi ekonomi dan moral dari transisi ini perlu diterjemahkan pada prinsip hukum dan peraturan. Prinsip-prinsip ini kemudian perlu kita observasi," kata Sri Mulyani.
Dia juga menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam transisi energi melalui peluncuran kemitraan dengan Bank Pengembangan Asia (Asian Development Bank) untuk melakukan studi terkait Mekanisme Transisi Energi atau Energy Transition Mechanism (ETM) pada pertemuan United Nations Climate Change Conference (COP26). Program ini akan memungkinkan penghentian PLTU batubara dan bergeser ke energi terbarukan. Tetapi untuk dapat mencakup seluruh PLTU, program ini akan membutuhkan investasi yang besar.
"Kita membuka diri untuk bekerja sama dengan pihak-pihak yang tertarik, termasuk AIIB, untuk mereplikasi, meningkatkan, dan menyukseskan instrumen transisi energi ini," kata dia.
Sebagai informasi, Sidang Tahunan AIIB keenam ini diselenggarakan pada tanggal 26 Oktober sampai 28 Oktober 2021 secara virtual di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Tahun ini pertemuan dilakukan dengan mengusung tema Investing Today, Transforming Tomorrow.
Pertemuan ini dihadiri oleh 82 Governor/Alternate Governor atau perwakilan negara anggota AIIB termasuk Indonesia. Salah satu kegiatan sidang tahunan AIIB keenam ini adalah Diskusi Meja Bundar Dewan Gubernur yang membicarakan mengenai agenda pembiayaan iklim dan Persetujuan Paris, serta keberlanjutan dukungan terkait respon terhadap pandemi Covid-19 dan pemulihan pasca pandemi.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesan Penting dan Mendalam Sri Mulyani untuk Pemenang Pilpres 2024
Bendahara Negara ini juga mengajak masyarakat pemegang hak suara untuk bijak memilih sesuai hati nuraninya.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaAkhirnya Sri Mulyani Buka Suara Soal Sumber Anggaran Bansos Pangan dan BLT Jelang Hari Pencoblosan
Berbagai program bansos pemerintah baik yang diumumkan Presiden Jokowi atau beberapa menteri akan dilakukan evaluasi berkala.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengejutkan, Kerugian Dampak Perubahan Iklim Ternyata Mencapai Rp544 Triliun
Sri Mulyani berharap dalam forum REDD+ ini bisa menjadi wadah untuk saling bertukar wawasan dan pengalaman antar pimpinan dan pejabat.
Baca SelengkapnyaData Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Siapkan Anggaran Rp11,2 Triliun untuk BLT Pangan Periode Januari-Maret 2024
BLT mitigasi pangan akan disalurkan sebesar Rp200.000 per bulan pada periode Januari, Februari, dan Maret 2024.
Baca SelengkapnyaTambah Anggaran Bansos Pupuk, Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Blokir Uang Belanja K/L hingga Rp50 Triliun
Penambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaPerubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan
Aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaAturan Baru: Sri Mulyani Izinkan WNA Tanpa NPWP Ikut Lelang Diselenggarakan Negara
Ketentuan tersebut merupakan bagian dari relaksasi pemerintah untuk warga asing yang diatur dalam PMK 122 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
Baca Selengkapnya