Sri Mulyani Sebut Pemulihan Ekonomi Global di 2019 Paling Lemah
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tahun 2019 merupakan tahun yang paling lemah dalam pemulihan ekonomi global dibanding tahun 2008-2009. Oleh karena itu, Pemerintah sebelumnya optimis tahun 2020 akan memasuki masa pemulihan dari kondisi terlemah tahun 2019, namun nyatanya tahun 2020 dihadapkan dengan ketidakpastian dampak pandemi covid-19.
“Seperti diketahui tahun 2019 telah ditutup dan dalam hal ini sudah dipertanggungjawabkan dalam proses perundangan merupakan tahun yang tidak mudah, sebetulnya tahun 2019 itu adalah tahun yang paling lemah dalam pemulihan ekonomi global sesudah global finance krisis tahun 2008-2009 kondisi pertumbuhan ekonomi terendah sejak tahun 2008-2009," kata Sri dalam video conference Raker Komite IV DPD RI membahas RUU Pelaksanaan APBN 2019 dan RAPBN 2021, Rabu (9/9).
Dia memaparkan alasan yang menyebabkan tahun 2019 sebagai tahun terlemah pertumbuhan ekonominya, sebab yang terjadi di tahun 2019 adanya policy-policy yang dilakukan oleh negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yaitu Amerika Serikat.
Mulai dari kebijakan moneter yang menaikkan suku bunga maupun kebijakan perdagangan nya yaitu, dalam hal meningkatkan tekanan kepada semua negara mitra dagang yang memiliki surplus terutama RRI, dan juga dari sisi kebijakan militer security-nya yang menciptakan eskalasi politik ketegangan di seluruh dunia.
"Ini menimbulkan tekanan yang luar biasa beberapa negara mengalami pertumbuhan ekonomi, tentu dalam hal ini menciptakan juga imbasnya kepada perekonomian Indonesia yaitu dalam bentuk ekspor yang mengalami pelemahan karena global ekonomi yang mengalami pelemahan," jelasnya.
Namun dalam suasana ketidakpastian di tahun 2019, Indonesia masih bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang bertahan di atas 5 persen meskipun ini lebih rendah dari tahun 2018 yakni 5,17 persen.
"Tapi kita tetap bertahan di atas 5 persen dan dalam hal ini produk domestik bruto kita telah mencapai angka Rp 15.833,9 Triliun, meningkat dari tahun 2018 yang Rp 14.838,3 triliun, inflasi juga tetap kita jaga pada level di bawah 3 persen yaitu 2,72 persen," ujarnya.
Kemudian tingkat pengangguran Indonesia mengalami penurunan di 5,28 persen, ini adalah tingkat pengangguran terendah dalam 5 tahun terakhir, lalu dari sisi indeks pembangunan manusia Indonesia mengalami peningkatan di 71, 92 dibanding tahun 2018 hanya 71,39.
Sementara untuk nilai tukar sendiri terjaga stabil di angka Rp 14.146 per USD, dan persentase penduduk miskin terus mengalami penurunan di angka 9,22 persen. "Ini adalah angka persentase penduduk miskin terendah di dalam sejarah republik Indonesia itu sendiri, dan Sisi gini rasio juga mengalami perbaikan yaitu 0,380 (2019) dari 0,384 (2018)," tandasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaEkonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Mirip dengan Brasil, Seperti Apa?
Ekonomi Indonesia maupun Brasil sama-sama tumbuh kuat usai terdampak parah pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaKarir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan
Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaData Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnya