Sri Mulyani Sebut Kuartal III-2020 Jadi Titik Balik Pemulihan Ekonomi
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 menjadi titik balik pemulihan ekonomi di Indonesia. Di mana pada kuartal II-2020 ekonomi domestik terkontraksi minus 5,32 persen, dan mengalami perbaikan di 3,49 persen pada kuartal III-2020.
"Kita lihat di pertumbuhan ekonomi kuartal III yang tunjukkan titik balik dari kondisi terburuk di kuartal II," kata dia dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (12/11).
Kondisi tersebut menggambarkan pemulihan ekonomi sudah terjadi, baik dari segi permintaan maupun juga produksi. Dia menyadari konsumsi rumah tangga mulai ada perbaikan meskipun masih berharap jauh lebih cepat degan berbagai policy dilakukan pemerintah.
Kemudian konsumsi pemerintah juga meningkat tinggi pada kuartal III. Terutama terjadi pada ruang fiskal APBN yang menjadi alat pengungkit paling penting pada kuartal III-220
PMTB atau investasi alami pembalikan meski belum secepat yang diharapkan -6,5 dibandingkan -8,6. Ekspor juga mengalami perbaikan meski jika dilihat kurvanya ada titik balik
Dari sisi produksi, 12 dari 17 sektor usaha menunjukkan turning point. Sementara tiga sektor tetap tumbuh positif pada masa covid adalah pertanian di kuartal II 2,2 persen dan kuartal III 2,2 persen. Sektor informasi dan komunikasi kuartal II 10,8 persen dan kuartal III 10,6 persen.
"Jasa kesehatan melonjak tinggi kuartal II 3,7 persen dan kuartal III 15,3 persen," jelas dia.
Perbaikan Manufaktur
Sementara sektor-sektor lain yang terdampak dalam akibat covid seperti manufaktur kontraksi -6,2 sekarang membaik di -4.3. Selanjutnya perdagangan, transportasi sangat dalam kontraksi akibat covid -30,8 persen di kuartal II dan di kuartal III di -16,7 persen.
"Demikian dengan konstruksi, makanan minuman dan akomodasi. Dan dua sektor masih sangat lemah adalah pertambangan yang harga-harga komoditas belum pulih dan jasa keuangan tunjukkan penurunan," sebut dia.
Dengan berbagai perkembangan terjadi pada kuartal III-2020, secara keseluruhan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 tidak mengalami perubahan. Kementerian Keuangan tetap memperkirakan laju pertumbuhan bakal berada di antara minus 1,7 persen hingga 0,6 persen.
"Secara implisit di kuartal IV ada terjadi perbaikan lebih lanjut. Dan untuk tahun 2021 kami perkirakan proyeksi di 5,0 persen," tandas dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaKarir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan
Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaData Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Wanti-Wanti Inflasi Pangan Bisa Ganggu Ekonomi Indonesia
Pergerakan inflasi pangan dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaEkonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ungkap Resep Ekonomi Indonesia Melesat di Tahun 2024
Sri Mulyani mengakui, saat ini, masih terdapat kesenjangan infrastruktur di antara wilayah Indonesia.
Baca Selengkapnya