Sri Mulyani Khawatir Masyarakat Belum Sejahtera di 100 Tahun Kemerdekaan Indonesia

Kamis, 1 Desember 2022 18:09 Reporter : Siti Ayu Rachma
Sri Mulyani Khawatir Masyarakat Belum Sejahtera di 100 Tahun Kemerdekaan Indonesia Menkeu Sri Mulyani. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengaku mulai khawatir masyarakat Indonesia belum mencapai kesejahteraan dan kemakmuran di 2045 mendatang. Padahal, target pemerintah yang bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan tersebut, Indonesia bisa menjadi negara maju.

Sri Mulyani menjelaskan, di tahun 2045 populasi akan meledak menjadi 309 juta orang. Kendati begitu kekhawatirannya yakni saat ini demografi dari populasi Indonesia adalah generasi muda yang memiliki kisaran usia 20-an tahun.

Maka dari itu, ketika tahun 2045 jumlah penduduk yang meningkat mayoritas generasi menua. "Kalau negara itu generasi komposisi dari populasi menjadi menua namun belum sejahtera maka negara itu kain menghadapi situasi lebih komplek," ujar Sri Mulyani, dalam acara Mofest 2022 Jakarta, Kamis (1/12).

Bendahara negara itu menyebut jika komposisi demografi tidak dipikirkan mulai sekarang maka nantinya Indonesia akan kewalahan dari berbagai aspek seperti biaya kesehatan dan lain sebagainya.

"Diproyeksikan pada saat kita 100 itu komposisi akan semakin menua jadi makin banyak orang tuanya, itu berarti mulai dipikirkan," terang dia.

2 dari 2 halaman

Berkaca dari Negara Lain

Dia menyebut banyak negara yang sudah merdeka lebih dari 100 tahun yang mencapai kemajuan, namun ada juga yang masih jalan di tempat. " Ada juga yang set back, maka kita bicara Indonesia 2045, 100 tahun merdeka kita tidak boleh taken for granted future akan jadi destiny yang fix, lebih bagus dari sekarang itu tidak benar," tutur dia.

Sebelumnya, Guru Besar Universitas Indonesia, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan Indonesia akan menyongsong era emas pada tahun 2045. Bambang mengatakan generasi muda menjadi tumpuan dan harapan untuk Indonesia keluar dari kelas menengah.

"Ketika membicarakan bagaimana transformasi kebijakan publik yang menjadikan Indonesia naik kelas ke negara maju berpendapatan tinggi, mau tidak mau akan melibatkan generasi muda yang diharapkan menjadi pilar transformasi agar negara kita bisa keluar dari jebakan kelas menengah," ujar Bambang di Jakarta, Kamis (6/1).

Menurut Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Taufik Hanafi menyampaikan ada dua indikator yang perlu menjadi perhatian generasi muda dalam menyongsong era emas Indonesia pada tahun 2045, yakni indikator partisipasi pemuda, dan kepemimpinan pemuda yang relatif lambat dibanding indikator lainnya.

"Indikator ini melihat bagaimana pemuda jadi pemimpin terutama dalam mengusulkan solusi alternatif dalam tahapan dan tingkatan pembangunan. Untuk itu pertemuan ini menjadi sangat penting dan sangat strategis melihat peran pemuda dalam kebijakan publik yang menjadi keniscayaan dan prasyarat penting untuk keberhasilan pembangunan nasional," jelas Taufik. [idr]

Baca juga:
Atasi Kemiskinan, Wapres Harap Mardiono Gandeng Lembaga Terkait
Jokowi Lantik Mardiono Jadi Utusan Khusus Presiden untuk Pengentasan Kemiskinan
Lebih Cepat 6 Tahun, Jokowi Ingin Hapus Kemiskinan Ekstrem di 2024
Presiden Uni Emirat Arab Bantu Tangani Masalah Kemiskinan di Solo
Presidensi G20 Dorong Penghapusan Utang Negara Berkembang
Analisis Dokter Forensik Penyebab Sekeluarga Tewas di Kalideres

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini