Sri Mulyani ingin pegawai Kemenkeu tiru sosok RA Kartini

Merdeka.com - Kementerian Keuangan menggelar peringatan Hari Kartini bersama ratusan pegawai yang mayoritasnya merupakan perempuan. Acara ini mengangkat tema 'Kita Bisa! Peran Perempuan Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif'.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam kesempatan ini menilai sosok RA Kartini merupakan perempuan Jawa yang memiliki kepekaan sosial yang luar biasa hak ini dapat dilihat dari surat-suratnya.

"Seorang perempuan yang hidup lebih dari 100 tahun lalu memiliki kepekaan sosial, karena sebuah hati yang bersih adalah mampu untuk melihat dan merasakan, tidak hanya perasaan dia sendiri, tapi solidaritas sosial luar biasa," kata Menteri Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (28/4).

Untuk itu, dirinya berharap untuk semua pejabat eselon I, eselon II dan eselon III serta pegawai kementerian keuangan khususnya untuk wanita untuk terus meniru pemikiran seorang RA Kartini. Dalam statistik bahwa pegawai Kemenkeu ada 18.900 lebih yang perempuan.

"Itu kemampuan pikiran dia, walaupun secara fisik berada dalam satu lingkungan, terkungkung, tidak ada mobilitas, belum ada internet, iphone, keterbatasan untuk mengakses, bahwa dia bisa mendapatkan akses buku-buku itu pun bukan tanpa perjuangan. Saya sebetulnya ingin tentu saja di antara pegawai perempuan, tapi juga pegawai laki-laki untuk melatih mampu mengapresiasi. Itu adalah sesuatu yang luar biasa. Karena kalau berhasil, dia akan menggerakkan hati dan pikirannya yang diappreciate menjadi inspirasi."

Selanjutnya, surat-surat yang dibuat Kartini selama ini memiliki arti yang sangat dalam terlebih menceritakan fenomena sosial. Dirinya mencontohkan salah satu surat Kartini yang berisi anak umur enam tahun yang harus menjual rumput, menurutnya kalimat itu indah namun memilik makna yang mendalam.

"Dalam konteks lebih 100 tahun lalu, semua pesan dan katanya sangat indah. Kata-katanya selalu indah, tapi sedih, menggambarkan dia harus bawa rumput besar sekali sehingga dia tidak kelihatan. Saya membayangkan, anak jawa yang kurus kecil tapi dia harus bekerja keras menjual rumput. Dan itu menyentuh hatinya, kalau kita terbiasa membiasakan hati kita untuk tergugah, menginspirasi kita untuk berbuat lebih baik," ujarnya.