Sri Mulyani: Indonesia Butuh Dana Rp4.002 Triliun untuk Capai Karbon Netral
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia membutuhkan anggaran Rp4.002 triliun atau USD 281 miliar sampai tahun 2023 untuk mencapai target karbon netral (net zero emission/NDC). Kebutuhan dana tersebut pun tidak bisa didanai oleh pemerintah sendiri, melainkan membutuhkan kerja sama investasi dari pihak swasta dan yang lainnya.
"Total keuangan yang dibutuhkan untuk mencapai NDC kita adalah Rp4,002 triliun," kata Sri Mulyani dalam Southeast Asia Development Symposium (SEADS) 2023: Imaging a Net Zero ASEAN, di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Kamis (30/3).
Sementara itu, pemerintah sampai dengan tahun 2021 baru bisa memenuhi sebagian kecilnya, yakni Rp313 triliun. Hanya sekitar 8 persen dari total kebutuhan investasi. "Anggaran pemerintah pusat hingga 2021 adalah Rp313 triliun," kata dia.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah untuk merancang kerangka kebijakan serta iklim investasi yang tepat. Agar dapat menarik lebih banyak partisipasi investor dalam negeri maupun luar negeri.,
"Kami juga mensyaratkan atau dalam hal ini mengundang banyak filantropi untuk turut berpartisipasi dalam komitmen penting semacam ini," katanya.
Beri Sejumlah Insentif
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah insentif fiskal serta pembiayaan inovatif untuk menjembatani kesenjangan. Termasuk menciptakan dana katalis untuk investasi dalam proyek hijau dan mengembangkan industri hijau.
Insentif tersebut antara lain penggunaan tax holiday, fasilitas tax allowance pada PPN, bahkan pada pajak properti. Bahkan pemerintah juga mengeluarkan instrumen seperti menerbitkan sukuk hijau dan obligasi SDGs di tingkat global dan domestik.
"Obligasi SGDs kami dan obligasi hijau sukuk diharapkan akan mengurangi 10,6 juta emisi CO2," ungkapnya.
Berdasarkan UU Cipta Kerja yang baru disahkan, komitmen ini perlu didukung oleh kerangka regulasi yang konsisten. Itu sebabnya Indonesia baru saja mengeluarkan kerangka peraturan tentang penetapan harga karbon, serta undang-undang penting yang memperkenalkan pajak karbon.
"Kebijakan ini akan menggunakan instrumen perdagangan karbon dan non perdagangan termasuk pajak karbon untuk menginternalisasi biaya eksternal emisi gas rumah kaca di bawah prinsip pencemar membayar," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Siapkan Anggaran Rp11,2 Triliun untuk BLT Pangan Periode Januari-Maret 2024
BLT mitigasi pangan akan disalurkan sebesar Rp200.000 per bulan pada periode Januari, Februari, dan Maret 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga
Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaIndonesia Simpan Harta Karun 1,2 Juta Hektare Tambang Nikel, Di mana Lokasinya?
Nikel saat ini jadi incaran dunia sebagai salah satu bahan baku pembentuk baterai kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaPemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Selesaikan 190 Proyek Strategis Nasional dari 2016-2023, Nilai Investasi Rp1.515 Triliun
Estimasi total serapan tenaga kerja langsung (direct) secara kumulatif dari penyelesaian 190 PSN tersebut mencapai 2,71 juta orang.
Baca SelengkapnyaMentan Amran: Kabar Baik Bagi Petani, Pastikan Menkeu Keluarkan SK Tambahan Pupuk
Kepastian tersebut diungkapkan Mentan seusai rapat terbatas terkait pangan bersama Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnya