Sri Mulyani: Defisit Anggaran di 2020 Capai Rp947,6 Triliun
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2020 sebesar Rp947,6 triliun atau 6,14 persen terhadap PDB. Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2019.
"Berdasarkan realisasi Pendapatan dan Belanja Negara, Defisit APBN TA 2020 tercatat sebesar Rp947,6 triliun. Realisasi defisit APBN TA 2020 tersebut adalah 6,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2020," kata Sri Mulyani dalam Sidang Paripurna DPR-RI, Jakarta, Kamis (15/7).
Defisit ini diperoleh karena pendapatan atau penerimaan negara sepanjang 2020 hanya Rp1.647,7 triliun. Sedangkan total belanja pemerintah dalam periode yang sama mencapai Rp2.595,4 triliun.
Khusus pendapatan negara disumbang dari penerimaan perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan penerimaan hibah. Penerimaan perpajakan di 2020 mencapai Rp1.285,1 triliun, atau 91,5 persen dari target APBN 2020.
Penerimaan perpajakan ini terdiri dari pajak dalam negeri sebesar Rp1.248,4 triliun dan pajak perdagangan internasional sebesar Rp36,7 triliun. Realisasi penerimaan perpajakan di 2020 tersebut menurun Rp261 triliun atau 16,8 persen dibandingkan dengan realisasi 2019.
Pendapatan negara selanjutnya disumbang PNBP dalam tahun anggaran 2020 berjumlah Rp343,8 triliun, yang berarti 116,8 persen dari target APBN TA 2020. PNBP ini terdiri dari penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) sebesar Rp97,2 triliun, pendapatan dari kekayaan negara dipisahkan sebesar Rp66,1 triliun, PNBP lainnya sebesar Rp111,2 triliun, dan pendapatan BLU sebesar Rp 69,3 triliun.
Belanja Negara
Realisasi belanja negara di 2020 tercatat sebesar Rp 2.595,4 triliun atau 94,7 persen dari target APBN 2020. Terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.832,9 triliun, realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp 762,5 triliun.
"Realisasi Belanja Negara pada TA 2020 sebesar Rp2.595,4 triliun atau 94,7 persen dari APBN TA 2020," kata Sri Mulyani dalam Sidang Paripurna DPR-RI, Jakarta, Kamis (15/7).
Sri Mulyani mengatakan, belanja negara baik dalam bentuk Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa berperan cukup besar dalam memberikan stimulus terhadap perekonomian. Dia menjabarkan, realisasi belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.832,9 triliun atau 92,8 persen dari pagu APBN TA 2020.
Terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp380,5 triliun, belanja barang sebesar Rp422,3 triliun, belanja modal sebesar Rp191 triliun dan pembayaran bunga utang sebesar Rp314,1 triliun. Lalu subsidi sebesar Rp196,2 triliun, belanja hibah sebesar Rp6,3 triliun, belanja bantuan sosial sebesar Rp202,5 triliun, dan belanja lain-lain sebesar Rp120,0 triliun.
Sementara itu, realisasi transfer ke daerah dan Dana Desa dalam di 2020 sebesar Rp762,5 triliun atau 99,8 persen dari pagu APBN TA 2020. Terdiri dari dana perimbangan sebesar Rp652,1 triliun, dana insentif daerah sebesar Rp18,5 triliun, dana keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar Rp1,3 triliun, dana otonomi khusus sebesar Rp19,5 triliun, dan dana desa sebesar Rp71,1 triliun.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tarik Utang Rp345 Triliun Hingga 12 Desember 2023
"Dibandingkan tahun lalu ini penurunan (penarikan utang) sangat tajam," terang Sri Mulyani.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kumpulan Komentar Sri Mulyani soal Program Makan Siang Gratis Diusung Prabowo-Gibran
Usai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani menyampaikan pemerintah telah menargetkan defisit APBN 2025 maksimal di angka 2,8 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani: Gaji PNS Naik 8 Persen, Dibayarkan Penuh Mulai Januari Ini
Namun, untuk peraturan pemerintah (PP) terkait kenaikan gaji ASN tersebut masih dalam proses.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023
Pendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca SelengkapnyaAPBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun
Namun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya
Tekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaKarir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan
Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca Selengkapnya