Sri Mulyani dan Darmin masih bungkam soal dampak penutupan pemerintahan AS
Merdeka.com - Amerika Serikat (AS) resmi melakukan penutupan operasional pemerintahan pada Sabtu (20/1). Penutupan terjadi lantaran senat tidak menyepakati anggaran belanja pemerintah sampai 16 Februari mendatang.
Penutupan itu berpotensi pengaruhi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Mengenai dampak dari penutupan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution masih enggan berkomentar.
"Saya belum komen dulu deh," ujar Menko Darmin di Kompleks Bank Indonesia (BI), Jakarta, Senin (22/1).
Senada dengan Menko Darmin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga tak berkomentar terkait hal itu. "Tak ada komentar sekarang ini ya," ucapnya singkat.
Seperti diketahui, ini adalah penutupan pemerintahan AS pertama sejak 2013. Pada 2013, pemerintahan AS tutup selama 16 hari.
Diberitakan pihak Demokrat ingin meloloskan sebuah Undang-Undang Imigrasi yang ditentang oleh Partai Republik. Atas ketidaksepahaman ini, maka Demokrat tidak memberikan persetujuan pada anggaran belanja AS.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaProyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPosisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaIsu Sri Mulyani akan mundur dari kabinet Indonesia Maju diembuskan oleh ekonom senior, Faisal Basri.
Baca SelengkapnyaMenkeu Sri Mulyani dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju disebut-sebut akan mundur
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaTekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca Selengkapnya