Sofjan Wanandi nilai pemda terlalu takut pada buruh
Merdeka.com - Ketua Tim Ekonomi Wakil Presiden, Sofjan Wanandi menilai, pemerintah daerah terlalu takut terhadap para buruh. Ketakutan ini dimanfaatkan para buruh untuk melakukan aksi demonstrasi meminta kenaikan upah minimum yang berujung pada kebijakan menaikan upah minimum buruh di wilayahnya.
Sofjan menilai, para bupati dan gubernur tidak mengerti kondisi keuangan perusahaan-perusahaan di wilayahnya. Pemimpin daerah terlalu khawatir pada aspek politik atas aksi buruh ini.
"Bupati dan Gubernur ini karena politiknya itu takut sama buruh, ya naik-naikkan (upah minimum) saja. Yang bayar kan pengusaha. Bukan gubernur dan bupati yang bayar. Mereka tidak mengerti yang terjadi di perusahaan-perusahaan itu," kata Sofjan di Kantor Wakil Presiden, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (11/12).
Alih-alih mengeluarkan kebijakan menaikkan upah minimum buruh di wilayahnya, Sofjan menilai alangkah lebih baik apabila para kepala daerah membenahi sistem birokrasi di wilayahnya sehingga memudahkan para pengusaha. Dengan demikian akan berujung pada kelaikan upah para buruh sesuai kemampuan perusahaan-perusahaan tersebut.
"Benahi saja dulu PNS-nya. Bagaimana nasib petani, nelayan, upahnya bukan main kecilnnya. Kenapa bukan itu dulu yang dibenahi, jangan mengurusi yang (industri) padat modal itu," jelas Sofjan.
Sofjan mengatakan, perusahaan-perusahaan yang bersifat padat karya harus pindah keluar Jakarta, Jawa Barat dan Banten ke Jawa Tengah dan daerah-daerah di mana tenaga buruh masih banyak menganggur.
"Tapi pemerintah janji bangun infrastrukturnya, perumahan buruhnya, dan lain-lainnya, sedang kita bicarakan. Jadi kita tidak mau mereka pindah ke luar negeri. Kalau bisa ke Jawa Tengah saja karena upahnya masih setengahnya Jakarta," ungkap Sofjan.
Wilayah lain yang menjadi sorotan untuk relokasi perusahaan-perusaan padat karya adalah Jawa Timur dan Jawa Barat bagian Selatan di mana sebagian masyarakatnya masih miskin.
"Tapi jangan sudah pindah heboh lagi. Buat kita yang begini-begini, semua jadi takut investasi labor intensif di Indonesia. Ini harus kita selesaikan," ungkap Sofjan.
Sofjan mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan Gubernur Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk mencari tempat-tempat yang cocok bagi perusahaan-perusahaan padat karya.
"Kita ajak yang baru-baru kesana. Daripada pindah ke luar negeri, kasihan, pengangguran kita banyak, setengah menganggur lebih banyak lagi. Itu yang perlu dibantu menurut saya," tutur Sofjan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan, tidak boleh ada lagi tindakan intimidasi terhadap pelaku seni yang dilakukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mendag Zulhas menyampaikan, pihaknya akan berkirim surat terhadap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mengevaluasi aturan tersebut.
Baca Selengkapnyaebijakan dana abadi pesantren dimaksudkan agar para santri bisa terus berkembang dan terlibat dalam pembangunan industri ke depan.
Baca SelengkapnyaNana menyebutkan petani saat ini menghadapi tantangan yang besar, seperti dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaJokowi direncanakan mengecek bahan pokok di Pasar Gelugur Rantauprapat, serta meninjau persediaan beras.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaBertambahnya pabrik pupuk baru, akan memacu produksi pupuk sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri.
Baca Selengkapnya