Simak Tips Kelola Keuangan dan THR Saat Ramadan 2021
Merdeka.com - Ramadan memang menjadi bulan yang istimewa bagi umat islam, termasuk pola pengeluaran saat dan setelah Ramadan. Sudah biasa, datangnya Bulan Ramadan pasti diiringi dengan kenaikan harga barang-barang. Terutama kebutuhan pokok.
Imbasnya pengeluaran di bulan ini cenderung meningkat bila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Akibatnya dompet cepat sekali menipis. Padahal, masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi menjelang Lebaran.
Oleh sebab itu, mengelola keuangan di Ramadan sangat berbeda dibandingkan bulan-bulan lainnya. Lantas, bagaimana cara yang bijak dalam mengelola keuangan di sepanjang bulan Ramadan dan juga cara mengelola uang THR?
Simak penjelasan penasihat untuk Wealth and Asset Management Indonesia (WAM Indonesia), Legowo Kusumonegoro, berikut ini.
1. Kendalikan Hawa Nafsu
Tidak sedikit orang yang mengeluh bahwa pengeluarannya justru membengkak di sepanjang bulan Ramadan. Penting untuk mencari tahu penyebabnya, supaya kejadian serupa tidak terus terulang.
Pada dasarnya ada dua faktor penyebab naiknya pengeluaran, yaitu naiknya harga di sepanjang Ramadan dan menjelang Lebaran, serta naiknya jumlah/frekuensi pembelanjaan.
"Kenaikan harga/inflasi, misalnya harga berbagai komoditas pangan, merupakan faktor eksternal yang di luar kontrol kita. Sementara kenaikan jumlah/frekuensi pembelanjaan merupakan faktor internal yang seharusnya bisa kita kontrol."
Namun, godaan atau lapar mata sering kali menjadi penyebab jebolnya anggaran. Selain itu, terkadang kita ingin memberikan hadiah atas keberhasilan anak atas keberhasilannya menunaikan ibadah puasa.
Alasan lainnya adalah karena ingin melanjutkan tradisi, seperti membeli baju dan sendal/sepatu baru, mudik, bagi-bagi angpao atau bingkisan, bukber (sebelum pandemi), dan lain-lain.
"Jika seluruh keinginan ini tidak di-rem atau cenderung menuruti hawa nafsu tanpa adanya pengelolaan keuangan yang benar, sangat mungkin akan berujung pada lilitan utang. Padahal, esensi berpuasa adalah untuk mengendalikan hawa nafsu."
2. Hindari Utang
"Saya sangat tidak menyarankan berutang untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, termasuk untuk keperluan Lebaran," ujar Legowo.
Sejatinya manusia sangat pintar dalam menyesuaikan diri. Maka, lakukan konsumsi atau pembelanjaan sesuai dengan kemampuan.
Manfaatkan dan syukuri rejeki, termasuk THR, dengan sebaik-baiknya. "Cukup tidak cukup ya harus dicukup-cukupi. Tahan hawa nafsu."
Nikmatilah puasa dan Lebaran dengan penuh rasa syukur, kesederhanaan, dan kebersamaan.
3. Manfaatkan THR dengan Bijak
Skala prioritas pemanfaatan THR secara berurutan seharusnya seperti ini: membayar THR orang yang bekerja untuk kita (termasuk petugas keamanan lingkungan dan pengangkut sampah), membayar zakat dan sedekah, melunasi utang, mengisi simpanan dana darurat, diinvestasikan, dan sisanya baru boleh dibelanjakan.
Berbicara mengenai dana darurat, saldo dana darurat seharusnya bisa menutupi biaya hidup selama paling tidak enam bulan.
"Namun, di saat pandemi, saya sarankan saldo dana darurat cukup untuk 12 bulan biaya hidup. Manfaatkan THR, bonus, dan penghasilan tambahan lainnya untuk mengisi simpanan dana darurat."
Bagi yang memiliki anak usia sekolah, dana THR juga bisa dimanfaatkan untuk membayar biaya sekolah di tahun ajaran baru yang sebentar lagi datang. Sementara bagi yang ingin mudik, sebaiknya tunda dulu. Sabar.
"Seperti esensi dalam berpuasa, yaitu mengendalikan hawa nafsu duniawi. Pikirkan tenaga medis yang juga manusia dan berharap pandemi ini segera berakhir. Pikirkan banyak orang yang kehilangan pekerjaan/penghasilan karena pandemi ini. Jangan egois, dan bantu untuk putus rantai penyebaran virus ini. Simpan saja dananya untuk mudik di tahun depan."
4. Investasi
Anda bisa memanfaatkan reksa dana pasar uang sebagai sarana pengembangan dana untuk persiapan mudik di tahun depan maupun untuk menyimpan dana darurat. Reksa dana pasar uang memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi daripada tabungan maupun deposito.
Sebagai contoh, reksa dana Manulife Dana Kas Syariah (MDKS) memberikan imbal hasil sebesar 4,43 persen dalam periode setahun terakhir (per akhir Maret 2021), jauh melampaui tolak ukurnya yang sebesar 2,85 persen (rata-rata bagi hasil deposito syariah 1 bulan di bank lokal).
"Jika Anda rasa tahun depan kondisinya masih belum kondusif, sehingga Anda berpikir untuk menyiapkan rencana mudik dalam dua tahun lagi, Anda bisa memanfaatkan reksa dana Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI)."
Dalam setahun terakhir (per akhir Maret 2021), imbal hasil MSSI sebesar 9,02 persen, jauh di atas tolak ukur yang sebesar 4,45 persen (rata-rata bagi hasil deposito syariah 1 bulan di bank lokal). Anda tinggal pilih yang paling pas untuk tujuan keuangan Anda.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang baik untuk mengasah empati/simpati, membersihkan hati, dan momen yang mengingatkan kita untuk kembali menjadi pembawa kebaikan di muka bumi ini.
Berbagi kebahagiaan bersama orang lain, salah satunya dengan cara menyisihkan sebagian rezeki kita untuk orang lain yang membutuhkan (seperti kaum dhuafa dan anak yatim piatu), akan membuat hidup kita terasa lebih berarti dan membuat hati menjadi lebih bahagia. Perasaan ini terasa jauh lebih indah daripada menikmati seluruh rezeki untuk keperluan diri sendiri.
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk menyambut Ramadan dan Hari Raya, menjaga kebersihan kulkas agar makanan tetap segar menjadi sangat penting. Berikut adalah tips untuk membersihkannya.
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaNggak perlu hadapi dilema keuangan boncos pasca mudik, yuk terapkan tips ini!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengatur pola makan yang tepat saat menjalani puasa Ramadan bisa menjadi langkah tepat dalam menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSahur merupakan waktu paling penting pada saat menjalani puasa Ramadan. Bangun sahur dengan lebih nyaman bisa membantu menjaga puasa berjalan lancar.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mempersiapkan diri menjelang bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaKomplain atau keluhan dari masyarakat terkait harga makanan yang terlalu mahal agar disampaikan langsung ke dirinya.
Baca SelengkapnyaUntuk tahun 2024 ini, kenaikan permintaan berbagai komoditas terbilang wajar karena sudah terdeteksi satu bulan sebelum Ramadan.
Baca Selengkapnya