Setelah Rumah Angker, ini Cara Pemkab Sragen Antisipasi Kedatangan Pemudik Nekat
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen punya cara unik agar pemudik tidak pulang ke kampung halamannya selama wabah pandemi Covid-19 pada Lebaran 2020 lalu. Mereka siap menjebloskan warga yang tetap nekat mudik ke rumah angker yang tidak berpenghuni.
Salah satu rumah angker itu terletak di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen. Rumah yang dikenal dengan nama Kedoeng Banteng itu konon sudah berdiri sejak 1831, dan dipersiapkan untuk menampung pemudik bandel.
Pada 2021 ini, pemerintah pusat kembali menyatakan bahwa aktivitas mudik Lebaran dilarang. Aturan ini berlaku selama periode waktu 6-17 Mei 2021. Dengan adanya aturan tersebut, apakah Pemkab Sragen akan kembali menyiapkan rumah angker untuk pemudik bandel?
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, pihaknya untuk mudik Lebaran kali ini kemungkinan tidak akan menerapkan aturan itu lagi. Pemkab Sragen pada tahun lalu disebutnya terpaksa menyediakan rumah angker, karena jumlah pemudik di sana dalam sehari saja bisa mencapai 1.400 orang.
"Ini bagaimana caranya supaya mencegah dan membuat mereka jera, salah satunya lebih takut hantu daripada takut aturan. Berhasil itu. Di beberapa desa, ada rumah-rumah hantu yang dipersiapkan," kata Yuni dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9, Kamis (15/4).
Strategi Lebaran Tahun ini
Untuk tahun ini, dia melanjutkan, Pemkab Sragen akan mengikuti Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk mempersiapkan Satgas Jogo Tonggo. Setiap desa akan punya tempat untuk karantina bagi warganya yang tersuspeksi Covid-19 sebagai orang tanpa gejala (OTG).
"Ini nanti akan kita berlakukan juga. Barangkali ada satu-dua-tiga yang ternyata lolos dari barikade dan tetep sampai di tempat masing-masing, tentu kami akan tempatkan dulu di tempat karantina sambil kita cek dulu kesehatannya secara menyeluruh. Kalau tidak demam kita tes PCR, baru bisa berkumpul dengan keluarganya," ungkapnya.
"Harapan kami tidak banyak yang lolos-lolos seperti ini, karena juga terjadi tes dan sebagainya, alat tools-nya juga tidak banyak yang kita miliki. Harapannya ini betul-betul berlaku, 6-17 Mei ini larangan mudiknya komitmen dan konsisten," imbuh Yuni.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaBersih-bersih Jelang Ramadan dan Lebaran, Ini Hilangkan Jamur pada Pintu Kulkas Tanpa Disikat
Untuk menyambut Ramadan dan Hari Raya, menjaga kebersihan kulkas agar makanan tetap segar menjadi sangat penting. Berikut adalah tips untuk membersihkannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
6 Tips Mengurangi Sampah Rumah Tangga, Buat Lingkungan Bersih dan Nyaman
Tips mengurangi sampah rumah tangga adalah cara yang dapat Anda lakukan untuk meminimalisir limbah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari di rumah.
Baca SelengkapnyaMenyusuri Bekas Rumah Pemotongan Hewan Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Kondisinya Angker dan Terbengkalai
Rumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca SelengkapnyaTips Cukup Tidur dan Anti Ngantuk saat Menjalani Puasa Ramadan
Pada saat bulan Ramadan, seseorang biasa mengalami kurang tidur sehingga menimbulkan rasa mengantuk di siang hari.
Baca SelengkapnyaNestapa Warga Pesisir di Padang, Takut 'Dicaplok' Pantai Air Manis
Daratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaKenikmatan Pecel Semanggi Surabaya, Berawal dari Kebiasaan Warga Meramban Tanaman di Sekitar Rumah Kini Jadi Warisan Budaya
Kuliner ini punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai mencegah diare hingga melancarkan aliran darah
Baca SelengkapnyaTiga Hari Tertimbun Reruntuhan Rumah Akibat Gempa, Nenek 80 Tahun di Jepang Selamat
Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo mengguncang Jepang pada Senin (1/1).
Baca Selengkapnya