Setelah Proses Holding, Aset IFG Melonjak Drastis Menjadi Rp75,7 Triliun
Merdeka.com - Perusahaan asuransi jiwa, Indonesia Financial Group atau IFG mencatatkan lonjakan aset setelah proses konsolidasi dengan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) sejak Maret lalu. Tercatat, saat ini nilai aset perusahaan asuransi pelat merah itu naik menjadi Rp75,7 triliun.
"Sebelumnya PT BPUI hanya memiliki total aset Rp4,7 triliun. Tetapi dengan konsolidasi IFG menjadi holding, total aset mencapai Rp72,5 triliun. Tambahan aset berasal dari saham pemerintah, dari Jasa Raharja, Jamkrindo, Askrindo dan Jasindo," ujar Direktur Keuangan dan Umum IFG, Rizal Ariansyah dalam konferensi virtual, Selasa (20/10).
Peningkatan nilai juga terjadi pada neraca keuangan lain, seperti ekuitas menjadi Rp36,7 triliun. Padahal sebelumnya hanya tercatat Rp1,3 triliun. Kemudian, pendapatan IFG Life terbaru mencapai Rp4,2 triliun. Sementara awalnya hanya sebanyak Rp127 miliar.
Terakhir, laba bersih melonjak hingga Rp536 miliar. Dari perolehan sebelumnya yang hanya mencapai Rp 19 miliar.
Menurut Rizal, capaian nilai positif ini menjadi lompatan besar bagi perusahaan untuk lebih berkontribusi terhadap pendapatan negara dan perbaikan iklim industri asuransi. "Ini menjadi tantangan IFG untuk mewujudkan target dari pemerintah," ujar dia.
Bagi Tiga Klaster
Oleh karena itu, IFG Life telah membagi ke dalam tiga klaster untuk memudahkan kinerja dan proses evaluasi. Pertama, klaster capital market untuk penyediaan produk keuangan dan pasar modal, seperti manajemen asset, sekuritas dan investasi.
"Klaster ini fokus pada sinergi holding dalam melanjutkan strategi individu yang melibatkan PT Bahana TCW Invesment Management, Bahana Kapital Investas, Bahana Sekuritas, Graha Niaga Tata Utama, Bahana Artha Ventura dan Bahana Mitra Investasi," paparnya.
Kedua, klaster asuransi umum dan penjaminan yang berfokus pada holding. klaster ini akan melibatkan Jasa Raharja, Jamkrindo, Askrindo, Asuransi Jasindo, Jasaraharja Putera, Jamkrindo Syariah, Askrindo Syariah, Asuransi Jasindo Syariah dan Nasional Re.
Terakhir, klaster asuransi jiwa dan kesehatan melalui IFG Life. "Ini merupakan perusahaan yang menerima migrasi portofolio Asuransi Jiwasraya. Tpai dipastikan hanya untuk portofolio yang sudah melalui tahapan restrukturisasi dna dinyatakan sehat," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naik 55 Persen, Asuransi BRI Life Raup Untung Rp535 Miliar Sepanjang 2023
Sampai Desember 2023, BRI Life mencatat aset investasi sebesar Rp19 triliun atau meningkat 11,8 persen dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar Rp17,0 triliun.
Baca SelengkapnyaAset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024
Tren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.
Baca SelengkapnyaKonglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 Triliun
Kemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca SelengkapnyaRealisasi Investasi di IKN Nusantara Ternyata Tak Capai Target di 2023
Agung belum mau membocorkan berapa target pemasukan investasi ke IKN yang dipatok pada 2024 ini.
Baca SelengkapnyaTambah Lagi Perusahaan Melantai di Bursa Saham, FOLK Raup Dana Segar Rp57 Miliar dari IPO
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaNaik 10 Persen, BRI Life Bayar Klaim dan Manfaat ke Nasabah Rp5,5 Triliun Sepanjang 2023
Angka pembayaran klaim dan manfaat BRI Life meningkat 10,59 persen dibandingkan dengan realisasi pembayaran klaim per Desember 2022.
Baca SelengkapnyaIstri Nekat Bikin Usaha saat Suami di-PHK, Modal Rp50.000 dan Kini Punya 14 Karyawan dengan Omzet Rp150 Juta
Setelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnya