Setelah Merger, Ini Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank BTPN
Merdeka.com - Direktur utama Bank BTPN, Ongky Wanadjati Dana mengatakan setelah proses merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI), ada perubahan pada susunan direksi perusahaan.
"Memang susunan direksinya pada RUPS kemarin. Mungkin karena penggabungan ini jadi direksi gabungan ada dari SMBC ada dari BTPN dan memang yang tim dulu tidak semua ikut ke sana," kata dia, saat ditemui, di Menara BTPN, Jakarta, Jumat (1/2).
Selain itu, perubahan dalam jajaran direksi perusahaan juga untuk proses regenerasi. "Karena tim yang dulu kan udah 10 tahun bangun bank ini. Saya rasa wajar 10 tahun waktu lama bank ini sudah waktunya lakukan regenerasi," ungkapnya.
Sementara untuk karyawan, Ongki menegaskan bahwa pasca merger, tidak ada pengurangan jumlah karyawan. "Tidak kurangi jumlah karyawan, karena tidak ada tumpang tindih dengan bisnis korporasi dan ritel. Kita tidak perlu kurangi karyawan meski merger," tegas dia.
"Buat karyawan kita malah ini kesempatan buat tumbuh karena ada korporasi dan ritel. Cabang juga lebih aktif bisa melayani korporasi," imbuhnya.
Berikut adalah susunan komisaris dan direksi Bank BTPN.
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama (Independen): Mari Elka PangestuKomisaris: Takeshi KimotoKomisaris (Independen): Ninik Herlani Masli RidhwanKomisaris: Chow Ying Hong
Dewan Direksi:
Direktur utama: Ongky Wanadjati DanaWakil Direktur Utama:Kazuhisa MiyagawaDirektur Kepatuhan: Dini HerdiniDirektur: Yasuhiro DaikokuDirektur: Henoch MunandarDirektur: Adrianus Dani PrabawaDirektur: Hiromichi KuboDirektur: Merisa Darwis
Sebagai informasi, pasca merger, total aset BTPN akan menjadi Rp 189,92 triliun, kredit mencapai Rp 133,25 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) jadi Rp 98,97 triliun. Modal naik menjadi Rp 27,81 triliun.
Sementara pendapatan operasional BTPN mencapai Rp 12,08 triliun dengan biaya operasional sebesar Rp 6,41 triliun dan laba bersih perusahaan menjadi Rp 2,96 triliun.
BTPN juga memiliki rasio permodalan atau capital adequaty ratio (CAR) di level 22,9 persen. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di level gross 0,7 persen. Sedangkan rasio likuiditas (loan to funding ratio/LFR) 86 persen.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank BTN Rombak Susunan Komisaris dan Direksi, Ini Dia Susunan Terbarunya
Perubahan susunan pengurus Dewan Komisaris BTN disebabkan adanya pemberhentian dengan hormat alm Ahdi Jumhari Luddin dan M Yusuf Permana sebagai Komisaris.
Baca SelengkapnyaBTN Syariah & Bank Muamalat Bakal Merger, Erick Thohir: Kalau Lancar Maret 2024 Bisa Final
Langkah ini mendukung Indonesia masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaOJK Beri Sinyal Izinkan Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat
Sejalan dengan hal itu, sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan merger kedua bank tersebut bisa rampung sebelum Oktober 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BTN Resmi Jadi Anggota UNEP Financial Initiative, Ini Sederet Keuntungannya
Hal ini akan membantu BTN untuk menjadi pionir keuangan berkelanjutan di industri perbankan dan keuangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBudiman Sudjatmiko Optimis Prabowo-Gibran Bisa Kuasai Jateng untuk Menang 1 Putaran
Kehadiran relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di desa-desa penting untuk konsolidasi suara.
Baca SelengkapnyaSosok Lukman Hakim, Teman Dekat Bung Karno yang Pernah Jadi Direktur Bank Dunia
Pria kelahiran Tuban ini tercatat pernah menduduki banyak jabatan strategis.
Baca SelengkapnyaSambut Nataru, Bank BTN Siapkan Uang Tunai Rp19,68 T hingga Diskon Pengajuan KPR
Bank BTN mencatat, aktivitas daya beli masyarakat saat ini tengah meningkat.
Baca SelengkapnyaCerita Sri Mulyani Bertemu Susi Pudjiastuti Pertama Kali, Diajak Pulang Mengabdi Usai jadi Direktur Pelaksana Bank Dunia
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap pertemuan pertama kali dengan Susi Pudjiastuti
Baca SelengkapnyaPemuda di Bogor Ini Pilih Resign dari Karyawan Bank Terkenal, Banting Setir Jualan Tauge, Kini Sukses dan Laku 250 Kg/Hari
Ia memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk berbisnis.
Baca Selengkapnya