Setelah Beras, Rokok Jadi Sumber Kemiskinan Masyarakat Kelas Bawah
Merdeka.com - Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap rokok dinilai sudah mengkhawatirkan. Bagi masyarakat kalangan bawah, membeli rokok dianggap lebih penting ketimbang membelanjakan uangnya untuk membeli telur, ayam ras atau makanan bergizi lainnya.
"Orang lebih banyak membelikan uangnya untuk rokok dari pada telur, beli ayam, tahu dan makanan lainnya. Mi instan juga tidak lebih penting dibandingkan rokok. Rokok lebih penting dari semuanya," kata Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Kenaikan Cukai Rokok: Antara Pembatasan Dampak Negatif dan Pemasukan Negara, Jakarta, Kamis (2/9).
Faisal mengatakan, saat ini di Indonesia penyebab kemiskinan setelah beras adalah rokok. Masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah lebih memilih berhalusinasi lewat rokok untuk menghilangkan beban hidupnya.
"Ini mungkin orang miskin bisa menikmati delusi, berhalusinasi lewat rokok. Mitos ini harus kita selesaikan," kata dia.
Pemerintah berencana menaikkan tarif cukai rokok tahun 2022 mendatang. Hal ini dilakukan demi menekan angka konsumsi rokok, terutama pada perokok anak yang tiap tahun prevelensinya naik. Faisal menduga cara yang diambil pemerintah mengikuti banyak negara yang sukses menekan konsumsi rokok dengan menaikkan tarif cukai.
"Tarif cukai, banyak negara ditinggikan karena mereka enggak ada harga jual-jual," kata dia.
Harga Rokok Eceran
Kenaikan cukai ini dinilai mulai selaras dengan harga rokok eceran di masyarakat. "Kalau sekarang Anda lihat, harga banderol lebih tinggi dari harga eceran. Artinya, perusahaan mulai kelojotan, dia enggak berani harga eceran sesuai harga banderol," kata dia.
Sehingga secara umum, implemantasi kebijakan peningkatan tarif cukai untuk mengurangi konsumsi rokok sudah berjalan. Ke depan, Faisal berharap agar pemerintah secara konsisten menaikkan tarif cukai.
"Nah jadi ini bagus on the track jadi naikkan terus. Kalau harga jual jauh di bawah harga eceran, ini berarti efektif. Misalnya per bungkus Rp34.000 dan eceran Rp31.000. Di masa lalu harga eceran lebih tinggi dari banderol," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak Rokok Murah, Kebijakan Kenaikan Cukai Jadi Tak Efektif Tekan Konsumsi?
Banyak Rokok Murah, Kebijakan Kenaikan Cukai Jadi Tak Efektif Tekan Konsumsi?
Baca SelengkapnyaHarga Beras Mahal, Warga Lebak Terpaksa Beralih Makan Singkong
Warga Rangkasbitung mengaku memilih mengonsumsi singkong sebagai makanan alternatif saat harga beras meroket.
Baca SelengkapnyaPenjualan Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Pedagang Asongan Mengeluh
Penjualan Rokok Ketengan Bakal DIlarang, Pedagang Asongan Mengeluh
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaBeras dan Rokok Jadi Komoditas Pengeluaran Terbesar Warga Jakarta
Berdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
Baca SelengkapnyaBerangkat Pagi Pulang Tengah Malam, Begini Kisah Kakek Jual Roti Dorong Gerobak dari Desa ke Kota Meski Kondisinya Sakit
Mirisnya, ia hanya mendapat pendapatan tak seberapa dari hasil kerja kerasnya tersebut.
Baca SelengkapnyaSebelum Makan Berat, Konsumsi 16 Buah Ini saat Buka Puasa untuk Hilangkan Dahaga
Mengonsumsi buah ketika berbuka puasa dapat membantu mengembalikan cairan, energi, serta elektrolit tubuh yang hilang selama berpuasa.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnya6 Makanan yang Sering Menimbulkan Perdebatan, Mulai Dari Nasi Padang Hingga Bubur Ayam, Kamu Tim Mana?
Makanan sering kali menjadi pembahasan yang hangat di tengah masyarakat. Termasuk cara menikmatinya juga sering menjadi perdebatan di kalangan masyarakat.
Baca Selengkapnya