Merdeka.com - Kekayaan orang kaya di dunia, berdasarkan laporan dari Swiss UBS, turun sebesar 4,3 persen atau USD 388 miliar setara dengan Rp5.440 triliun (1 USD = Rp14.034) di 2018.

Menurunnya kekayaan para miliarder dikarenakan, sejumlah peristiwa ekonomi dan keuangan. Termasuk perang dagang antara Amerika dan China dan volatilitas pasar.

Seperti melansir dari CNN, Senin (11/11), kekayaan para miliarder di Asia alami penurunan terbesar. Seperti kekayaan bersih dari miliarder China, yang turun sebesar 12,3 persen ketika diukur dalam Dolar Amerika Serikat.

Sekitar setengah dari penurunan itu disebabkan oleh depresiasi Yuan Tiongkok terhadap Dolar AS. China juga sempat kehilangan jumlah miliarder terbanyak. Dikabarkan China kehilangan 48 miliarder menjadi 325 miliarder.

Meski Asia telah kehilangan beberapa orang kaya, namun benua ini tetap memiliki jumlah miliarder terbanyak di dunia. Khususnya di China, mereka telah meningkatkan peringkat miliarder dengan cepat selama lima tahun terakhir dan menjadi miliarder terbanyak kedua setelah Amerika Utara.

Dampak

Miliarder di seluruh dunia yang terlibat dalam perekonomian ini, memberikan dampak secara internasional maupun domestik.

Salah satunya beberapa miliarder di Eropa kerap memberikan donasi terutama untuk proyek-proyek internasional dan miliarder Asia juga turut mendonasi.

Secara global, pendidikan menerima donasi dari para miliarder paling banyak di 2018. Kemudian terbanyak kedua diikuti oleh donasi bidang kesehatan, budaya dan seni.

Sedangkan kemiskinan dan lingkungan menerima paling sedikit donasi. Hilangnya miliarder dunia, maka diprediksikan donasi yang diterima juga akan semakin menyusut.

Reporter: Chrismonica

Sumber: Liputan6