September 2020, Ekspor Perhiasan dan Logam Mulia Turun Tajam
Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengakui masih ada beberapa kelompok barang ekspor yang tidak menunjukkan kinerja terbaiknya di September 2020. Salah satunya, yakni ekspor logam mulia, perhiasan dan permata.
Dia mengatakan, kelompok barang HS 2 digit ini mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar USD 113,2 juta, jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya yakni Agustus 2020. Adapun negara tujuan kelompok barang ini menyasar Swiss, Singapura, dan Amerika.
"Komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu perak dan emas. Jadi harga emas turun dari bulan Agustus ke bulan September mengalami penurunan 2,37 persen. Meskipun kalau kita bandingkan posisi tahun lalu harga emas ini masih mengalami peningkatan sebesar 27,23 persen," kata dia dalam video conference di Kantornya, Jakarta, Kamis (15/10).
Kemudian kelompok barang HS yang mengalami penurunan lainnya juga terjadi pada barang-barang dari besi dan baja. Kelompok barang HS 73 ini mengalami penurunan sebesar USD 73,8 juta dari posisi bulan sebelumnya.
Selanjutnya ekspor bahan bakar mineral juga mengalami penurunan sebesar USD 42,6 juta. Di mana kelompok barang HS 27 itu ditujukan ke India, China, dan Filipina.
"Karena ada penurunan permintaan dan juga adanya penurunan harga yang masih tajam menyebabkan ekspor bahan bakar mineral kita pada bulan September ini mengalami penurunan," katanya.
Kemudian dua barang lainnya yang juga mengalami penurunan yakni barang dari kulit samak dan tembakau dan rokok. Di mana masing-masing pada bulan September mengalami penurunan ekspor USD 27,7 juta dan USD 17,4 juta.
Ekspor September 2020 Naik
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada September 2020 mengalami peningkatan sebesar 6,97 persen dibanding bulan sebelumnya Agustus 2020. Ekspor September tercatat sebesar USD 14,01miliar sedangkan pada bulan sebelumnya ekspor sebesar USD 13,10 miliar.
"Pada bulan September tahun 2020 nilai ekspor Indonesia adalah sebesar USD 14,01 miliar. Kalau kita bandingkan posisi September ini dengan posisi bulan Agustus tahun 2020 berarti nilai ekspor kita mengalami kenaikan yang cukup bagus yaitu sebesar 6,97 persen," kata kepala BPS, Suhariyanto, dalam video conference di Kantornya, Jakarta, Kamis (15/10).
Peningkatan ekspor ini terjadi karena sektor migas dan nonmigas sama-sama mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya. Di mana migas tercatat naik sebesar 17,43 persen atau mencapai USD 0,70 miliar. Sedangkan ekspor non migas naik sebesar 6,47 persen atau tercatat USD 13,31 miliar.
"Jadi kiranya ini jadi irama yang menggembirakan. Karena ekspor baik dari sisi migas maupun non migas dengan kenaikan sebesar 6,97 persen," kata dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaEkspor Indonesia Anjlok Hingga 18 Persen di Juli 2023, Ini Biang Keroknya
Penurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaEkspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar
Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaBulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaBPS Catat Harga Tiket Pesawat Turun di Ramadan 2024
Turunnya harga tiket transportasi udara membuat sektor ini mengalami deflasi.
Baca SelengkapnyaKondisi Permasalahan Sampah, Kualitas Air dan Gizi di Indonesia
Pengelolaan sampah secara berkelanjutan masih perlu menjadi perhatian serius di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca Selengkapnya