Merdeka.com - Nampaknya kesenjangan antara si kaya dan si miskin masih tinggi di dunia ini. The Wealth-X Billionaire Census 2018 merilis bahwa kekayaan segelintir miliarder di dunia semakin membumbung drastis.

Edisi kelima dari Wealth-X Billionaire Sensus mengungkapkan bahwa kekayaan miliarder melonjak sebesar 24 persen ke tingkat rekor pada tahun 2017, dan populasi miliarder rebound sebesar 15 persen menjadi 2.754 individu, melebihi puncak sebelumnya 2.473 pada tahun 2015.

Dari data tersebut, para miliarder tersebut menguasai kekayaan senilai USD 9,2 triliun, nyaris setengah produk domestik bruto Amerika Serikat. Bahkan, Forbes mencatat total kekayaan seluruh miliarder di muka bumi mencapai USD 9,1 triliun.

Meski demikian, kesenjangan pun dialami lingkungan kaum super kaya ini. Sebanyak 10 orang terkaya menguasai 35 persen atau USD 682 miliar dari seluruh kekayaan penduduk Bumi. Dari total tersebut, sebesar USD 112 miliar dimiliki Jeff Bezos, bos besar Amazon, yang nangkring di posisi puncak daftar manusia paling tajir versi Forbes.

Fakta baru yang terungkap dari survei orang kaya ini adalah kini ada lebih banyak miliarder dari Benua Asia dibandingkan dari kawasan Amerika Utara. Selain itu, meski jumlah orang super kaya perempuan masih kalah jauh dibanding miliarder pria, perkembangan kekayaan miliarder perempuan berkembang lebih pesat.

Kini ada 321 perempuan kekayaannya mencapai lebih dari USD 1 miliar, naik 18 persen dibanding data 2016. Sebagai perbandingan, dalam kurun waktu yang sama, jumlah miliarder lelaki di seluruh dunia cuma naik 14,5 persen.

Selain itu, pemimpin yang memiliki janji populis, seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, justru kebijakannya condong menguntungkan kaum miliarder. Sentimen publik terhadap para politikus yang selama ini berpihak pada orang superkaya tak banyak berubah. Aturan pajak baru ala Trump, contohnya, ternyata tak memberi dampak stimulus perekonomian maksimal bagi kelas menengah bawah.