Sempat Menguat, Rupiah Kembali Melemah ke Level Rp 14.265 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Kamis (14/3). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.240 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.265 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah kemudian terus bergerak melemah usai pembukaan. Saat ini, Rupiah kembali di level saat penutupan kemarin, di Rp 14.265 per USD.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebutkan, Rupiah memang mengalami tekanan selama satu minggu terakhir ini. Hal itu disebabkan guncangan yang tengah terjadi di ekonomi global dan membuat USD menguat.
"Perkembangan di ekonomi global mendorong terjadinya risk off terhadap sentimen pasar keuangan global dan mendorong menguatnya Dolar nya AS (USD)," kata Perry di kompleks gedung BI, Jakarta, Jumat (8/3).
Dia mengungkapkan ada 4 faktor utama yang mendorong terjadinya kondisi tersebut. Yang pertama adalah membaiknya beberapa indikator di AS terutama sektor manufaktur AS. Hal itu membuat sentimen positif untuk ekonomi AS meningkat.
Faktor kedua adalah melemahnya ekonomi di Eropa serta tingkat inflasinya yang rendah. Hal tersebut otomatis membuat Euro menjadi melemah. Sehingga ini mendorong semakin kuatnya dolar AS terhadap berbagai mata uang negara lain.
"Kondisi ekonomi Eropa yang memang masih lemah, inflasi rendah oleh karena itu akan perpanjang stimulus moneter, jadi dovish statement dan stimulus moneter buat mata uang Euro melemah," ujarnya.
Faktor selanjutnya adalah kenaikan harga minyak yang terjadi karena berbagai faktor. Di antaranya adalah sanksi yang dijatuhkan terhadap Venezuela membuat harga minyak WTI meningkat.
"Keempat, faktor risiko geopolitik. Memang seminggu terakhir lebih negatif seperti tidak tercapai kesepakatan AS dan Korea Utara. Kemudian ketidak jelasan Brexit dan kehausan politik lainnya," ujarnya.
Dia menyatakan, ke empat faktor tersebut berhasil menekan nilai tukar mata uang di banyak negara di berbagai belahan dunia. Termasuk Indonesia.
"Saya tegaskan tekanan Rupiah lebih banyak karena faktor eksternal dan faktor domestik semuanya bagus. Inflasi rendah, ekonomi survei ekspektasi konsumen membaik, aliran modal asing baik, cadangan devisa meningkat," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaAwas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaTernyata, Peredaran Uang Selama Pemilu 2024 Mencapai Rp67,1 Triliun
Realisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaWaspada! Bank Indonesia Temukan 363 Uang Lembar Palsu Beredar di Sini
Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca Selengkapnya