Semester I, Penjualan Holding BUMN Farmasi Capai Rp15,26 Triliun
Merdeka.com - Holding BUMN Farmasi (Bio Farma, Kimia Farma dan Indofarma) mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 164 persen secara yoy. Dari Rp5,78 triliun pada tahun 2020, menjadi Rp15,26 triliun di semester I-2021.
Pendapatan Bio Farma sendiri, didapat dari realisasi pendapatan penugasan yang mencapai Rp8,12 triliun, yang terdiri dari Rp7,97 triliun program vaksin Covid-19 dan Rp144,30 miliar, didapat dari program Vaksinasi Gotong Royong (VGR).
Untuk anggota Holding BUMN Farmasi, Kimia Farma membukukan pendapatan pada Semester I 2021 sebesar, Rp5,56 triliun yang diperoleh dari penjualan produk pihak ketiga sebesar Rp4,1 triliun termasuk didalamnya, didapat dari VGR sebesar Rp402,9 miliar. Pertumbuhan penjualan dari Kimia Farma sebesar 18,6 persen yoy.
Sedangkan untuk Indofarma, pendapatan Semester I 2021 mencapai Rp849.33 miliar, berasal dari penjualan obat Obat Generik Berlogo (OGB) dan etchical sebesar Rp492,79 miliar, sisanya dari penjualan alkes multivitamin dan lain-lain. Pertumbuhan penjualan dari Indofarma sebesar 89,9 persen yoy.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, jika dilihat penjualan bersih perusahaan diluar penugasan pandemi Covid-19, kinerja Holding BUMN Farmasi masih on the track, meski masih menghadapi tantangan untuk penjualan ekspor, karena adanya lockdown di beberapa negara penerima produk Holding BUMN Farmasi, khususnya vaksin.
Demikian juga dengan penjualan dalam negeri sektor pemerintah, sesuai dengan instruksi pemerintah, bahwa saat ini, fokus pada vaksin Covid-19, termasuk dengan obat-obatan, yang digunakan untuk penanganan Covid-19.
"Untuk Bio Farma sendiri, penjualan kami tanpa penugasan Covid-19, masih bisa mencapai Rp985 miliar, yaitu mencapai 84,39 persen dari yang ditargetkan pada Semester I 2021. Pencapaian ini terdiri dari penjualan ekspor yang mencapai Rp549 miliar, dan untuk penjualan dalam negeri (pemerintah), mencapai Rp 66,39 miliar, atau baru terealisasi 59,8 persen dari yang dianggarkan," ungkap Honesti dalam pernyataanya, Senin (27/9).
Honesti menambahkan, Bio Farma dalam menghadapi pandemi, berhasil menciptakan inovasi produk berupa kit diagnostik untuk mendeteksi virus Covid-19, berupa Rapid Test polymerase chain reaction (RT-PCR) yang diluncurkan pada Semester I tahun 2020 oleh Presiden Joko Widodo.
Inovasi yang dihasilkan dari hasil kolaborasi bersama startup, yang sudah memenuhi gold standard RT-PCR kit. RT-PCR ini juga dilengkapi dengan media VTM (Viral Transport Media) yang dibuat dan diproduksi secara mandiri oleh Bio Farma.
"Penjualan sektor swasta, mencapai Rp431 miliar, atau sudah mencapai 105 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp411 miliar. 68,86 persen dari total penjualan dalam negeri sektor swasta diperoleh dari penjualan untuk RT-PCR dengan nama M-BioCov, mencapai Rp283 miliar," ujar Honesti.
Selain meluncurkan produk RT PCR Kit, Bio Farma Kembali meluncurkan inovasi terbaru yaitu Bio Saliva, alat uji untuk mendeteksi Covid – 19 dengan metode kumur (gargling). Bio Saliva ini merupakan pelengkap dari produk sebelumnya yaitu mBioCov19. Gargle PCR memiliki sensitifitas hingga 95 persen sehingga dapat digunakan sebagai alternatif selain gold standar SWAB Nasofaring-Orofaring menggunakan PCR Kit.
"Keunggulan produk ini merupakan produk non invasif yang memberikan kenyamanan terhadap orang yang akan di PCR," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaUnilever Indonesia Raup Untung Rp4,8 Triliun Sepanjang 2023
Unilever Indonesia juga mencatat penjualan bersih sebesar Rp38,6 triliun dengan peningkatan margin kotor sebesar 346 bps dibandingkan 2022.
Baca SelengkapnyaPengusaha Minuman Ringan Keluhkan Mahalnya Harga Gula Dunia
Gula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaAntisipasi Peningkatan Permintaan Protein, Perusahaan Nutrisi Global Akusisi Perusahaan Indonesia
Akusisi ini menempatkan ADM sebagai perusahaan yang mampu mengantisipasi pertumbuhan pasar akan permintaan protein yang meningkat.
Baca SelengkapnyaRespons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaTerlibat Pembangunan IKN Nusantara, Volume Penjualan Semen Indonesia Naik Sepanjang 2023
Penjualan domestik SIG di 2023 tumbuh di atas pertumbuhan permintaan domestik, terutama di segmen curah.
Baca SelengkapnyaDukung Kesetaraan, BCA Salurkan UMKM Entrepreneur Perempuan Rp14,8 Triliun Sepanjang 2023
Persentase pekerja perempuan di BCA juga mencapai 60,8 persen dari total pekerja dan menduduki 61,1 persen dari total manajer di perusahaan.
Baca SelengkapnyaTernyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca Selengkapnya