Sektor perbankan dan asuransi terancam diserbu asing
Merdeka.com - Jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, ada dua sektor dalam negeri yang berpotensi diserbu pihak asing apabila pemerintah dan otoritas tidak segera memperkuat dan melindungi kedua sektor ini.
Senior Officer Finance Integration Division ASEAN Bambang Irawan menyebut dua sektor tersebut adalah perbankan dan asuransi.
"Sektor perbankan, bank asing masuk ke sini mudah dan bank kita ke sana susah. Tidak fair. Perlu azas resiprokal. Asuransi juga sama sih. Dari tahun 1988 sudah terbuka. Terbuka lebih banyak perusahaan asuransi Singapura di sini daripada kita di sana," kata Bambang di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (25/3).
Apabila kedua sektor keuangan tersebut tidak segera diperkuat jelang keterbukaan pasar ASEAN, maka sektor keuangan Indonesia dinilai tidak akan mampu berkompetisi dengan negara-negara di kawasan ASEAN.
Menurut Bambang, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memperkuat sektor keuangan di Indonesia adalah dengan menerapkan sistem capital control.
"Kita harus mengutamakan kepentingan domestik. Indonesia saat krisis 97-98 pasar kita benar-benar dibuka, kita korban paling parah. Kalau Malaysia saat krisis menerapkan capital control jadi tidak membiarkan modal pergi dengan bebas," tutur Bambang.
Bambang menegaskan, era keterbukaan pasar ASEAN harus menguntungkan bagi Indonesia. Sebab, dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia diyakini bakal menjadi sasaran empuk pasar ASEAN.
"MEA harus menguntungkan bagi kita. Kita ingin liberalisasi, mencapai single market, itu tempat untuk berinvestasi lebih luas," tutup Bambang.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaPenting bagi setiap individu dan keluarga untuk memastikan mereka dilindungi secara memadai dengan asuransi jiwa seumur hidup.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei Chainalysis, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara yang memiliki pertumbuhan kripto terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut Undang-Undang No.7 Tahun 2017 memaparkan bahwa asas pemilu adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Baca Selengkapnya