Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Kala RI Terjatuh Ke Jurang Resesi

Sejarah Kala RI Terjatuh Ke Jurang Resesi krisis ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Singapura baru saja mengumumkan bahwa perekonomian negaranya jatuh ke jurang resesi imbas pandemi virus corona atau Covid-19. Hal serupa juga diprediksi terjadi di Indonesia.

"Kalau kita sekarang sedang sibuk ngomongin resesi di Singapura, sebenarnya kita sudah di depan mata. Kita juga akan mengalami resesi," ujar Pengamat Ekonomi, Piter Abdullah.

Mayoritas hampir sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini akan berada di bawah 0 persen. Begitu juga di periode berikutnya yakni pada kuartal III 2019.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 menjadi minus 4,3 persen. Menteri Sri Mulyani menjelaskan, penurunan ekonomi nasional yang lebih tajam ini dikarenakan beberapa sektor industri kinerjanya terkontraksi dalam. Mulai dari perdagangan, pertambangan, manufaktur, hingga transportasi.

"Transportasi itu walaupun sudah ada relaksasi, tapi tidak pulih karena orang tidak melakukan travelling, walau terjadi tapi masih kecil sekali, pertambangan berkontribusi negatif growth cukup dalam di kuartal II," kata dia.

Resesi sebenarnya bukan barang baru bagi Indonesia. Negara sempat beberapa kali mengalami resesi hingga berakibat pada terjatuhnya kekuasaan pada saat itu. Kisah pertama datang ketika NKRI masih berada di bawah jajahan Belanda.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menceritakan, Indonesia yang kala itu masih bernama Hindia Belanda sempat terkena jurang resesi pada 1930. Saat itu, pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Imbasnya, perekonomian Hindia Belanda kesulitan untuk pulih di tahun-tahun setelahnya. Kondisi tersebut lantas menimbulkan keresahan yang berujung kerusuhan. Termasuk dorongan kuat warga lokal untuk meraih kemerdekaan.

"Untuk resesi tahun 1930 bahkan menimbulkan guncangan pada kas Kolonial Belanda setelahnya. Dan ini yang memicu pemberontakan di mana-mana, termasuk dukungan agar Indonesia merdeka karena penjajah kolonial dianggap gagal memperbaiki situasi ekonomi rakyat," ungkapnya kepada Liputan6.com, seperti dikutip Kamis (16/7).

Orde Lama

Kisah resesi selanjutnya terjadi di periode 1960-an yang berujung pada berakhirnya kekuasaan Orde Lama. Di penghujung 1950-an, Indonesia diguncang krisis keuangan. Menindaki hal tersebut, Presiden Soekarno kemudian menerapkan sistem ekonomi terpimpin.

Pemerintah Orde Lama segera melakukan kebijakan pengetatan moneter, seperti melakukan pemotongan nilai mata uang (sanering) sejak 25 Agustus 1959. Itu dilakukan untuk mencegah peninggian inflasi.

Namun, sanering turut menyebabkan daya beli masyarakat menurun drastis. Itu lantaran pemotongan rupiah tidak diikuti dengan penurunan harga-harga barang.

Langkah lainnya, pemerintah juga membekukan 90 persen giro dan deposito di bank di atas Rp 25 ribu, dan menukarnya dengan surat utang. Dalam memberlakukan kebijakan ini, Soekarno rupanya sama sekali tidak melibatkan Bank Indonesia (BI).

Imbasnya, berbagai kebijakan moneter tersebut tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Terjadilah hiperinflasi yang ditandai dengan laju inflasi sangat tinggi pada kisaran 100 persen atau bahkan lebih.

Situasi nasional semakin sulit lantaran saat itu Indonesia juga sedang terguncang akibat peristiwa G30S PKI 1965. Presiden Soekarno pun lengser dari jabatannya pada 1966.

Orde Baru

Selang 32 tahun kemudian, tepatnya pada 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terkontraksi dua kuartal beruntun. Presiden Soeharto yang kala itu berkuasa bahkan harus merelakan kursi tertinggi RI sebelum negara sah dinyatakan resesi.

Bhima menjelaskan, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I 1998 tercatat -7,9 persen. Pencapaian tersebut semakin parah di kuartal II, yang anjlok hingga -16,5 persen.

"Kondisinya minyak tanah langka, bbm naik, dan kerusuhan sosial menjalar di kota kota besar. Sementara kurs rupiah per Juni 1998 menembus rekor 16.800 per dolar, padahal Juni 1997 masih 2.350 per dolar. PHK massal terjadi hampir disemua sektor, ada 133.459 pekerja dari 676 perusahaan di-PHK saat itu," urainya.

Pasca masa krisis moneter tersebut, lanjut Bhima, negara butuh waktu yang cukup lama untuk pulih. Pertumbuhan ekonomi setelah krisis 98 sulit mencapai level 6 persen.

"Baru tahun 2011 era SBY pertumbuhan ekonomi 6,5 persen. Ini juga belum bisa menandingi pertumbuhan 1996 yang mencapai 8 persen. Jadi kurva nya L alias kita tidak akan kembali ke pertumbuhan sebelum krisis 98," ujar Bhima.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com

 

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Siaran Perdana dari RRI IKN, Sapa Pendengar di Sejumlah Daerah

Jokowi Siaran Perdana dari RRI IKN, Sapa Pendengar di Sejumlah Daerah

Jokowi optimistis Upacara Peringatan ke-79 Kemerdekaan RI bisa digelar di IKN.

Baca Selengkapnya
Airlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya

Airlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya

Sebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.

Baca Selengkapnya
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024

Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024

Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.

Baca Selengkapnya
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya