Sejak Juni, kabel listrik bawah laut Jawa-Bali beroperasi penuh

Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mengoperasikan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT) Banyuwangi-Gilimanuk sirkuit 3 dan 4 sejak Juni 2014 lalu. Dengan demikian, empat sirkuit kabel listrik yang menyalurkan listrik 300-350 Megawatt  dari Jawa ke Bali ini telah berfungsi seluruhnya.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN pengoperasian dua sirkuit kabel listrik terakhir tersebut dapat menurunkan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 40 persen, dari semula 84 ribu kiloliter per bulan menjadi 53 ribu kiloliter per bulan. Penghematan anggarannya mencapai senilai Rp 270 miliar per bulan..

"Setelah nanti menyalurkan listrik dari Jawa ke Bali secara maksimal sebesar 350 MW maka potensi penghematannya mencapai sekitar Rp 400 miliar per bulan," ucap Bambang dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (22/8).

Pengoperasian terbaru ini juga membuat BUMN setrum tersebut menghentikan pemakaian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Pemaron, Bali, berkapasitas 125 MW. Selama ini, PLTD tersebut dioperasikan dengan menggunakan BBM.

Hingga Juli 2014, beban puncak listrik di pulau Bali mencapai 734 MW. Diperkirakan meningkat menjadi 780 MW pada akhir 2014.

Dari total beban tersebut, saat ini Bali mendapatkan pasokan dari Jawa sebesar 300 MW dan akan terus ditingkatkan menjadi 350 MW seiring dengan beroperasinya SKLT sirkuit 3 dan 4. Sisanya bakal dipasok dari pembangkit listrik yang ada di Bali, seperti PLTG Gilimanuk, PLTG/PLTD Pesanggaran dan beberapa pembangkit diesel skala kecil. Pertumbuhan beban listrik di Bali sekitar 8 persen per tahun.

Sebagai informasi, penggunaan BBM untuk pembangkit listrik PLN terus menurun. Tahun lalu, konsumsi BBM sebesar 12,4 persen dari total konsumsi bahan bakar yang digunakan PLN. Ini membaik ketimbang konsumsi BBM pada 2010 yang mencapai 25,2 persen.

"Dan akan terus turun seiring dengan masuknya beberapa pembangkit berbahan bakar batu bara dan bahan bakar lainnya."