Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sederet kendala wujudkan kedaulatan pangan di Indonesia

Sederet kendala wujudkan kedaulatan pangan di Indonesia Ilustrasi sawah. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin membeberkan kendala dan tantangan Indonesia mencapai kedaulatan pangan. Salah satunya adalah konversi lahan pertanian produktif untuk hal lainnya, yang ujungnya tidak menghasilkan pangan.

Tak berhenti di situ, Indonesia menurutnya juga masih menghadapi kendala benih. Benih yang dipakai petani menjadi faktor rendahnya produktifitas pertanian di Indonesia.

Dia memaparkan, benih IR64 yang dibuat pada tahun 1986 masih digunakan petani di Jawa Timur sebanyak 15,34 persen, sedangkan benih Inpari 13 dibuat pada tahun 2009 hanya digunakan sebanyak 3,29 persen. Sedangkan benih padi IR42 yang dibuat tahun 1980 masih digunakan petani di Sumatera Barat sebesar 18,25 persen.

"Petani kita masih menggunakan bibit dari berpuluh-puluh tahun yang lalu, sedangkan bibit yang baik diadopsi oleh petani dan masih sangat kecil," ucap Bustanul Arifin di Jakarta, Senin (22/5).

Dia mengakui, penyediaan bibit atau benih di Indonesia tidaklah mudah. Saat ini, lebih dari setengah kebutuhan benih Indonesia harus dipasok dari impor. Penyediaan benih sejak tahap penelitian hingga siap pakai memang butuh waktu tidak singkat.

"Mulai dari pemuliaan di laboratorium, uji coba di lahan terbatas lalu massal, hingga tahap produksi dan distribusi massal butuh hingga 10 tahun," tegasnya.

Ketua Dewan Nasiona Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Iwan Nurdin mengatakan, kedaulatan Pangan di Indonesia sebenarnya dijamin dalam UU 18 Tahun 2012. Namun Indonesia masih belum dapat menerapkan kedaulatan pangan sesuai dengan Undang-Undang tersebut.

Berbagai faktor Indonesia belum mencapai kedaulatan pangan, salah satunya adalah produktifitas pangan rendah. Total factor productivity (TFP) pertanian Indonesia adalah 1 persen sedangkan rata-rata produktifitas di negara ASEAN adalah 1,4 persen.

Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan, Khudori mengatakan, kedaulatan pangan dilemahkan oleh kelembagaan yang ada di negara. Seperti, politik anggaran saat ini mulai berpihak ke sektor pertanian. Tapi, karena pangan diurus 18 kementerian/lembaga, anggaran terpecah-pecah. Kebijakan antar kementerian/lembaga masih belum padu, bahkan saling bertentangan.

"Belum lagi, otonomi daerah membuat produksi pangan diurus daerah. Padahal, kebanyakan elit daerah acuh mengurus pangan-pertanian. Bahkan, peta jalan swasembada pangan dari pusat diterjemahkan beragam oleh daerah."

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat menemukan celah korupsi dalam program pupuk bersubsidi di tingkat perencanaan, penentuan harga pokok penjualan hingga penyaluran komoditas di 2014-2016. "Kerawanan korupsi di program subsidi di antaranya adalah perencanaan alokasi pupuk dan benih bersubsidi, mekanisme penetapan Harga Pokok Penjualan (HPP) dan pengawasan yang tak maksimal," tutup Iwan Nurdin.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Apa Itu Koalisi? Ini Pengertian, Tujuan, dan Contohnya

Apa Itu Koalisi? Ini Pengertian, Tujuan, dan Contohnya

Koalisi menjadi faktor penentu dalam membentuk pemerintahan yang kuat dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Area Panen Kopi Indonesia Terbesar Kedua Dunia tapi Produktivitas Rendah, Begini Solusinya

Area Panen Kopi Indonesia Terbesar Kedua Dunia tapi Produktivitas Rendah, Begini Solusinya

Areal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.

Baca Selengkapnya
Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN

Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN

Salah satu faktor kinerja positif perekonomian nasional yaitu belanja untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Faktor Hasil Pemilu, Pengertian, dan Cara Memantaunya

Faktor Hasil Pemilu, Pengertian, dan Cara Memantaunya

Ketahui serba-serbi pemilu dan faktor penentu hasilnya.

Baca Selengkapnya
Memahami Kerja Sinyal di Perkeretaapian, Punya Peran Penting

Memahami Kerja Sinyal di Perkeretaapian, Punya Peran Penting

Dalam dunia perkeretaapian, persinyalan menjadi salah satu faktor penting dalam lalu lintas kereta api.

Baca Selengkapnya
12 Cara Meningkatkan Produksi ASI secara Alami dan Efektif

12 Cara Meningkatkan Produksi ASI secara Alami dan Efektif

Sejak lahir hingga usia enam bulan, ASI eksklusif dianggap sebagai makanan terbaik untuk bayi. Namun, banyak ibu yang merasa cemas tentang kecukupan ASI.

Baca Selengkapnya
Alur Penyelesaian Sengketa Pemilu di Indonesia, Ketahui Jenis-Jenisnya

Alur Penyelesaian Sengketa Pemilu di Indonesia, Ketahui Jenis-Jenisnya

Berikut alur penyelesaian sengketa Pemilu di Indonesia beserta jenis-jenisnya.

Baca Selengkapnya
Solusi Ketahanan Pangan Indonesia Ditolak Dunia

Solusi Ketahanan Pangan Indonesia Ditolak Dunia

Bicara soal sektor pertanian terkendala beberapa kepentingan dari negara anggota. Tak hanya soal public stockholding, tapi juga terkait domestic support.

Baca Selengkapnya
98.221 Pengunjung Padati Ragunan, 12 Anak Sempat Terpisah dari Orangtua

98.221 Pengunjung Padati Ragunan, 12 Anak Sempat Terpisah dari Orangtua

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan anak bisa terpisah dari orangtuanya, salah satunya adalah lalai.

Baca Selengkapnya